Tuak Kampung Manik Tembus Lapo-lapo Tuak di Siantar

Editor: metrokampung.com
Nira asal Huta Manik dimasukan ke jerigen untuk dijual ke lapo-lapo tuak di Siantar.

Simalungun, metrokampung.com 
Bisnis tuak (minuman khas Batak) semakin menggiurkan. Ratusan liter air nira itu bisa terjual setiap hari dari Dusun V Huta Manik, Nagori Silau Manik, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun ke Pematang Siantar.

 "Kurang lebih 120 liter atau 60 teko (seteko 2 liter) tuak setiap hari kita pasok ke Siantar. Karena Corona ini agak kurang. Sebelumnya  paling tidak seratus teko per harinya kita suplay ke Siantar," ujar Rifin Saragih, pengumpul tuak di Huta Manik, Senin (1/6/2020).

 Ia menggeluti bisnis tuak sudah bertahun lamanya. Tuak asal Huta Manik diangkut melalui sepeda motor. Selanjutnya dari Nagori tetangga, Silau Malaha diedarkan ke lapo-lapo tuak di Siantar menggunakan mobil pribadi jenis pick up.

Pengumpul tuak melayani pembeli.

 "Dulunya pernah juga dipasarkan ke Medan, namun karena permintaan terlalu murah sehingga distop," tuturnya.

 Menurut anak ketiga dari lima bersaudara itu, harga tuak satu teko dijualnya Rp 9 ribu per teko. Namun setelah dipasarkan ke Siantar menjadi Rp 15.000 hingga Rp 17.000 per teko.

 Sementara seorang petani tuak di sana mengaku mampu memproduksi tuak 20 teko setiap harinya dengan keuntungan ratusan ribu rupiah. Dengan demikian, kebutuhan hidup keluarganya menjadi terbantu.

 Sebagaimana diketahui, tuak adalah hasil sadapan nira pada pohon enau. Air yang dihasilkan dari sadapan ini disebut-sebut tidak memiliki kandungan alkohol. Akan tetapi, apabila sudah masuk dalam proses fermentasi, nira akan memiliki kandungan alkohol. (dra/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini