AQUA Langkat Dorong Pertanian Ramah Lingkungan

Editor: metrokampung.com

Pertanian darat untuk tanaman holtikultura dengan komoditas tomat dan cabai sebagai  bahan belajar kelompok dalam penerapan sistem pertanian ramah lingkungan. 


Langkat , Metrokampung.com
PT. Tirta Investama (Pabrik Aqua Langkat) menginisiasi dan memperkenalkan program pertanian Ramah Lingkungan untuk masyarakat di sekitar pabrik mereka tepatnya di Desa Pasar VI Kwala mencirim. 
Dimulai saat tanaman padi menggunakan metode System Rice Intensivication (SRI) dengan konsep yang juga ramah pada lingkungan, dimana penggunaan bahan-bahan alami 70 persen dari kegiatan pertanian mereka. 

Hasil panennya ternyata juga sangat baik dengan rendemen beras sebesar 76 persen. 
Bahkan di Tahun 2021, kegiatan pertanian ramah lingkungan ini mulai dilakukan kembali dengan mendorong pertanian darat untuk tanaman holtikultura dengan komoditas tomat dan cabai sebagai  bahan belajar kelompok dalam penerapan sistem pertanian ramah lingkungan. 


Sejak bulan Agustus lalu sebanyak 20an orang petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sehat mulai melakuan persiapan untuk tanaman tomat dan juga cabai dengan lokasi lahan seluas 3 rante. 

Berbagai bahan-bahan pendukung pertanian ramah lingkungan (saprodi) telah dipersiapkan kelompok sejak beberapa waktu sebelumnya. Bahan-bahan tersebut yaitu Pupuk Cair organik (hasil fermentasi kotoran sapi), kompos padat (hasil pengomposan kotoran ternak), biolahang (pupuk buah) yang terbuat dari fermentasi air kelapa, sisa perut ikan, dan arang sekam padi. Setelah tiga bulan berjalan dengan penggunaan bahan-bahan tersebut saat ini kelompok Tani Sehat sudah bisa melihat hasilnya. Tomat yang mereka tanam tumbuh baik dan berbuah lebat. Meskipun pada awalnya berbagai tantangan muncul seperti curah hujan tinggi dandatangnya kemarau. Namun hasil panen sampai saat ini masih cukup baik dan kelompok Tani Sehat telah panen tomat organic sebanyak 8 kali hingga 
pertengah Oktober. 

Dalam setiap kali panen kelompok tersebut memperoleh 100-160 Kg tomat segar.
Suprianto, salah  seorang anggota kelompok Tani Sehat menceritakan bagaimana awalnya dia bergabung.

Semula saya tidak percaya sistem tanaman ramah lingkungan ini bisa berproduksi maksimal. Namun dua tahun sejak bergabung  dalam kegiatan ini dan melihat tingginya hasil produksi dari tanaman ramah lingkungan tersebut akhirnya saya mempraktekkannya dilahan saya sendiri. 

"Dan hasilnya tidak jelek kok", ungkapnya.
‘’Kebun sehat ini adalah tempat belajar kita bersama teman-teman petani lainnya dan sekaligus tempat kita melakukan pengamatan. Tidak hanya untuk kelompok Tani Sehat saja, namun dalam proses belajarnya teman-teman dari kelompok tani lainnya juga bisa ikut bergabung, tuturnya.
Lebih lanjut Suprianto mengatakan bahwa  untuk pupuk dasar digunakan kompos padat dan kompos cair. Pupuk Kimia juga ada namun jumlahnya hanya sedikit sekitar 30 persen dan sebagai pelengkap saja. 

Pestisidanya juga kita gunakan dari daun-daun seperti daun mindi, daun ketapang, daun sirsak, dan daun serai. Sementara untuk pupuk buah  digunakan ekoenzim dan biolahang yang disemprotkan secara rutin seminggu sekali.

Ditempat terpisah, Jimmi Simorangkir, SR Manager PT. Tirta Investama mengatakan bahwa pihaknya mulai mendorong para petani di Desa Pasar VI Kwala Mencirim ini untuk melakukan perubahan dengan penggunaan lahan secara berkelanjutan, memanfaatkan sumberdaya yang ada secara maksimal untuk mendukung usaha pertanian mereka, hingga  petani secara merdeka mulai menerapkan semua bahan-bahan organik yang untuk membantu usaha pertanian yang mereka lakukan. Apalagi semakin hari harga pupuk dan pestisida semakin mahal. Lama kelamaan orang akan malas bertani karena biaya produksi dengan hasil penjualan tidak pernah sesuai dengan harapan para petani. 

Selain itu penggunaan pestisida dan pupuk sintetis sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan kesehatan alam.

Tanah akan mati karena dieksploitasi berlebihan, yang pada akhirnya hasil pertanian akan merosot karena tanah sudah semakin jelek, terangnya.

Melihat kondisi ini, kita mulai mendorong para petani di Desa Pasar VI Kwala Mencirim untuk melakukan perubahan untuk penggunaan lahan secara berkelanjutan, memanfaatkan sumberdaya yang ada secara maksimal untuk mendukung usaha pertanian, hingga akhirnya para petani secara merdeka mulai menerapkan semua bahan-bahan organik yang mereka miliki untuk membantu meningkatkan usaha pertanian masyarakat, ujar Jimmy.(Ra/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini