Pospera Desak Polres Asahan Usut Tuntas Aksi Kekerasan Terhadap Petani di Sei Kepayang

Editor: metrokampung.com
Ketua DPD Pospera Sumut, Liston Hutajulu bersama Ketua DPC Pospera Asahan, Atong Sigalingging bersama petani yang menjadi korban kekerasan saat menggelar konferensi pers, Selasa (11/1/2022) sekira Pukul 22.30 WIB. (Foto Mk/dok)

Sei Kepayang, Metrokampung.com
DPD Pospera Sumut mendesak Polres Asahan untuk mengusut tuntas aksi kekerasan oleh sekelompok preman terhadap petani yang terjadi di Dusun XIV Desa Perbangunan, Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan, pada hari Minggu (9/1/2022) dini hari lalu.

"Sebagai kuasa pendamping petani, kami atas nama DPD Pospera Sumut mengecam aksi kekerasan yang dilakukan sekelompok preman terhadap petani di Sei Kepayang. Untuk itu kami mendesak kepolisian Polres Asahan harus mampu menangkap para pelaku dan mengungkap siapa dalang dan aktor dari aksi kekerasan terhadap petani ini, "kata Liston.

Disebutkan bahwa, pihaknya mendapat informasi bahwa 2 orang dari pelaku penganiayaan telah diamankan Polres Asahan. Namun dirinya berharap agar proses penyidikan kasus penganiyaan itu tidak terhenti sampai disitu, tetapi harus mengusut siapa aktor dari pelaku tindak kekerasan tersebut.

"Pospera meminta usut tuntas kasus penganiyaan ini meskipun sudah diamankan 2 orang. Sebab penyerangan dan tindakan kekerasan sudah sering terjadi terhadap petani dan telah berulang kali petani membuat laporan polisi sejak tahun 2018 lalu hingga saat ini, namun tidak ada diproses oleh kepolisian, "kata Liston.

Untuk itu, sambungnya, jika Polres Asahan tidak mampu menangani kasus penganiyaan tersebut dan tidak berhasil menangkap dalang dari aksi kekerasan tersebut, maka Pospera akan mendesak Polda Sumut untuk turun tangan menangani aksi kekerasan terhadap petani tersebut.
"Kasus penganiyaan serupa sudah berulang kali dialami petani. Saat ini petani sudah resah atas aksi kekerasan yang dialami selama ini. Beruntung tidak ada ada korban jiwa atas aksi kekerasan ini, tapi korban materiil dan korban luka-luka sudah sering terjadi. Maka, jika kasus ini tidak bisa terungkap, kami bersama petani akan ke Mabes Polri untuk meminta perlindungan hukum dari Kapolri, "tegasnya.

Sebelumnya, sekelompok orang secara membabi-buta menyerang petani saat tidur di lokasi penjagaan lahan perkebunan milik masyarakat di Dusun XIV Desa Perbangunan, Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan, pada hari Minggu (9/1/2022) dini hari lalu.

Akibatnya, para petani mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya seperti luka memar di mata, telinga, kaki dan tangan. Bahkan salah seorang korban saat ini masih mendapat perawatan serius akibat dianiaya memakai benda tumpul di bagian belakang kepalanya.

"Saat kami tertidur sekitar Pukul 01.00 WIB. Tiba tiba puluhan orang dengan memakai topeng datang menyerang kami dan langsung menganiaya kami. Saya sempat melihat ada diantara mereka membawa kayu balok memukul kepala saya, "kata Budiman.

Kata Budiman, pihaknya telah melakukan visum dan telah membuat laporan polisi ke Polres Asahan, dan sejumlah saksi mata pada saat kejadian juga sudah diperiksa penyidik.

"Akibat dari tindakan premanisme sekelompok orang itu, lima orang diantara kami para petani mengalami luka-luka serius. Kami berharap, Polres Asahan segera memproses laporan kami dan bisa segera menangkap para pelaku dan dalang dari aksi kekerasan terhadap kami, "ucap Budiman senada dengan Regen Pandiangan dan Edison Harianja, korban lainnya. (ES/Mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini