Kawasan kos-kosan Ina. |
Usai beberes tepat jam setengah satu dini hari, pacar Ina melesat dari kantornya. Mobil dipacu tidak terlalu kencang, lari-lari 60.
Karena lokasinya dekat, gak sampek setengah jam sudah sampai ke tempat yang dituju.
"Rumah cat putih di tepi jalan umum. Pagar besinya berwarna hitam. Di depannya ada bacaan bidan,"tuntun Ina dari hape.
Tidak terlalu sulit mencari rumah tersebut. Setelah mengucap salam, pintu rumah di buka dari dalam. Terlihat wanita separuh tua mempersilahkan masuk.
Ia kemudian menuju ruangan yang ada beberapa tempat tidurnya layaknya klinik. Wanita itu berbicara dengan perempuan yang usianya di bawah dia.
Keduanya menoleh ke pacar Ina.
"Saya keluarganya,"sambar pacar Ina sebelum mereka bertanya.
Keduanya mengangguk percaya. Setelah ini mereka bergantian menceritakan proses kenapa Ina ke tempat itu.
"Dia kerja di bank yah,"sergah wanita yang dilehernya menggantung stetoskop (alat bantu pemeriksaan yang umum digunakan dokter).
Bingung bercampur kaget mendengar pertanyaan itu, pacar Ina memilih mengangguk. Dalam hatinya mau ketawa. Karena Ina merupakan pengangguran besar-besaran.
"Karena katanya baru magang kerja, jadi belum bisa hamil. Apalagi dia ngakunya belum bersuami juga,"bilang perempuan itu lagi. Pacar Ina makin bingung mendengarnya.
Belum lagi hilang herannya, pacar Ina disodorkan selembar kertas berisi angka-angka.
Jumlahnya hampir 10 jutaan.
"Agak mahal karena usia kandungannya udah beberapa bulan,"bilang wanita tua pemilik rumah yang diduga berprofesi sebagai bidan. Dari usianya perempuan itu cukup berpengalaman.
Karena gak punya uang segitu banyak dan hanya punya dua jutaan saja, pacar Ina janji besok akan segera melunasinya.
Wanita tua itu menggangguk tanda setuju. Ia kemudian mempersilahkan Ina dijenguk.
"Liat lah dia di kamar itu,"suruhnya. Ina nampak tergolek lemas.
"Udah selesai bang,"suaranya pelan. Ikuti terus ceritanya ini yah.
Ina adalah nama samaran - biar suaminya tidak terlalu malu dengan kelakuan istrinya sebelum dinikahi yang kini telah berbadan dua. Dan barusan menggelar acara tujuh bulanan. Kehamilan Ina merupakan yang kedua. Hamil pertama sebelum Ina menikah dan bukan hasil perbuatannya dengan suaminya yang sekarang melainkan dengan pria kumpul kebonya selama 6 tahun.
Ina merupakan perempuan perantau dari salah satu desa berjuluk desa siluman di Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Deli Serdang. Dia menamatkan kuliahnya di salah satu kampus swasta di Medan. Lokasi kampusnya tak jauh dari tempat Ina ngekos dengan mantan pacar pertamanya
Di kampungnya, orang tua Ina tercatat sebagai warga miskin penerima bantuan rumah dari Pemkab Deli Serdang. Pada 18 April 2022 mendatang, di kampung Ina akan menggelar pemilihan kepala desa. Keluarga Ina maju kembali sebagai kandidat calon kades untuk tiga periode. (*/bersambung)