![]() |
Piagam Penghargaan : Dimas saat menunjukkan piagam penghargaan yang diperolehnya dari kegiatan OTT yang terjadi di Dinkes Langkat, beberapa tahun yang lalu. |
Langkat, Metrokampung.com
Bagaimana kalau Dimas benar-benar maju sebagai calon Bupati Langkat dan menang ? Banyak yang bilang, dia tidak akan korupsi.
Lho, kok gitu ? Ya, itu karena dia adalah mantan Ketua ICW Langkat.
Jadi, sebelum menjadi seorang advokad, pengacara dan konsultan hukum seperti sekarang ini, pria bernama lengkap M. Mas'ud. MZ, SH, MH, CPM, CPLCE, CPL, Adv ini ternyata terlebih dahulu terjun sebagai seorang wartawan. Setelah itu, dia pun aktif sebagai LSM dan menjabat sebagai Ketua ICW (Indonesian Corruption Watch) Korda Langkat.
Nah, di masa itu ternyata besar perannya dalam mengungkap kasus -kasus korupsi di Kabupaten Langkat. Hal itu diakuinya dan disampaikannya kembali kepada Metrokampung, di Stabat, Selasa (12/4/2022).
Karena itu, ditegaskannya, jika Allah meridhoinya untuk naik menjadi Bupati, maka mudah-mudahan dia tidak akan korupsi. Sebab, kalau korupsi, maka itu sama artinya dengan mencoreng atau meludahi mukanya sendiri.
"Ya, mudah-mudahan dijauhkanlah, bang, biar Langkat bisa lebih berkembang dan maju," ujarnya sambil tersenyum.
![]() |
Melaporkan Indikasi Korupsi : Dokumentasi saat Dimas melaporkan indikasi korupsi ke KPK Jakarta. |
" 11 tahun menjadi Ketua ICW telah banyak mengungkap kasus korupsi di Langkat, diantaranya kasus korupsi Jampersal yang terjadi di Dinas Kesehatan Langkat tahun 2014 yang notabene merupakan awal atau yang pertama OTT di tubuh Polri, sehingga mendapat 36 piagam penghargaan," ujarnya.
Lebih lanjut dia pun menjelaskan, OTT yang dimaksud itu bukan ICW yang melakukannya, sebab ICW tidak berwenang untuk melakukan OTT, tapi ICW yang mengungkap dan melaporkannya. Bahkan, ICW ikut serta dalam kegiatan OTT tersebut.
Karena itu, dia pun menegaskan ICW Langkat pada saat itu banyak sekali yang tidak menyukainya. Bahkan, sampai-sampai Dimas pun mengaku mendapat banyak teror dan ancaman, sehingga dilaporkan ke pihak yang berwajib, dengan tujuan agar kegiatan ICW terhenti.
"Namun, pada saat itu saya tidak takut, karena saya memiliki Allah sebagai becking, sehingga saya maju terus sampai akhir masa jabatan saya. Ya, itu semua sudah menjadi bagian dari masa lalu saya. Semoga hal itu menjadi amal ibadah untuk bekal kelak di akhirat," ujarnya.
Dan kepada pihak yang merasa terdzolimi, karena sebab itu mereka dipenjara dan dipecat, dia mohon maaf.
"Bukan saya yang melakukan itu, tapi itu karena perbuatan mereka sendiri. Itulah yang menghentikan langkah mereka dan jelas itu juga karena Allah sayang pada mereka, sebab semua perbuatan di dunia akan dituntut dan dipertanggung jawabkan di akhirat," tambahnya.
Nah, dari pengalaman itu timbullah niatnya untuk menjadi pemimpin di Langkat, sebab dia sudah mengetahui anggaran itu dikorupsi atau tidak. Untuk itu dia pun menegaskan, tidak ada tempat dan jabatan untuk para koruptor di bumi Langkat. Artinya, pemegang kewenangan harus bersih dalam melayani masyarakat, tidak boleh korupsi apapun bentuknya.
"Dengan demikian, Allah akan menurunkan rahmat serta kemakmuran di bumi Langkat berseri ini," pungkasnya.(Sr/BD/mk)