Misnan pembuat dan penjual sate jengkol di Lubuk Pakam. |
Lb Pakam, metrokampung.com
Harga jengkol tembus Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu per kilogram selama beberapa hari terakhir. Sejumlah pedagang sate jengkol di Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang memilih mengurangi dan ada juga yang tidak menjual sate jengkol daripada tekor.
Misnan (65), salah seorang pedagang sate jengkol di Lubuk Pakam mengatakan, harga jengkol yang tidak terjangkau saat ini membuatnya tidak bisa berjualan sate jengkol yang sangat banyak peminatnya.
"Saat ini, kami mengurangi penjualan sate jengkol, karena harganya lebih mahal dari daging ayam," tutur Misnan, kakek beberapa cucu tersebut di rumahnya, Senin (22/5/23).
Menurut Misnan selain mahal, saat ini jengkol sangat sulit ditemukan di pasar.
"Aku berharap harga jengkol kembali turun, sehingga bisa berjualan sate jengkol lagi," ujarnya.
Disebutkan Misnan, jika sebelumnya keluarganya dalam sehari mampu membuat dan menjual 800 cucuk sate jengkol dijual secara berkeliling oleh para pedagang, saat ini hanya 50 sampai 100 cucuk saja,"tambahnya.
Jika tetap dipaksakan, sambung Misnan, dikhawatirkan pedagang akan merugi.
"Kalau hari biasa sebelum naik harga kita jual Rp 3 ribu per cucuk, sekarang ini terpaksa dijual Rp 5 ribu per cucuknya,"ungkap pria yang kerap bertelanjang dada itu.
Kelangkaan jengkol diakui beberapa pedagang di Pasar Tradiional Jalan Hasanuddin Lubuk Pakam.
Mak Reni (46), salah seorang pedagang jengkol mengungkapkan bahwa saat ini jengkol sedang mengalami kenaikan harga yang sangat drastis.
"Saya mencari jengkol sampai ke Tanah Karo, tapi barangnya tidak ada," ungkapnya.
Karena kelangkaan jengkol ini, Mak Reni mengaku hanya menjualnya beberapa kilogram saja. Untuk satu kilogram jengkol saat ini dihargai Rp 120 ribu. Sebelumnya sempat Rp 100 ribu.
"Sebenarnya ada untung ruginya juga menjual jengkol di saat sedang mahal seperti ini. Ruginya karena jarang ada yang membeli, dan untungnya karena labanya tinggi," ujarnya.(dra/mk)