Dukungan Peserta KTT ASEAN Terhadap Pengusulan Nama Jokowi Sebagai Penerima Hadiah Nobel Ekonomi!

Editor: metrokampung.com

Jakarta, metrokampung.com
Dukungan para peserta Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau _The Association of Southeast Asian Nations Summit (KTT ASEAN)_ terhadap pengusulan nama Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) Presiden Republik Indonesia sebagai penerima hadiah nobel ekonomi bisa menjadi perhatian dan pertimbangan Komite Nobel/Panitia Seleksi Nobel _(Nobel Prize Committee)_ di Oslo-Norwegia.

"Karena itu kami telah mempersiapkan sebanyak 246 surat dan buku _Jokowi The Most Effectif Economic Leader in The World_ untuk dikirim/disampaikan kepada 246 institusi baik di dalam negeri maupun di luar negeri, termasuk negara-negara dan organisasi internasional yang hadir di acara KTT ASEAN nanti, sebagian surat dan buku telah dikirim", jelas Samsul Ketua Umum Lembaga Kajian Nawacita (LKN) kepada awak media saat acara Pengangkatan 5 orang anggota Dewan Kehormatan Komando Resimen Mahasiswa Indonesia (Komenwa Indonesia) dan Penandatanganan Nota Kesepahaman _(Memorandum of Understanding)_ /MoU antara Lembaga Kajian Nawacita (LKN)/ _Nawacita Study Institute_ dengan _Malay Archipelago Institute (MAI)_ di Gedung DeCenter Jl. Iskandaryah II/91 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Rabu, 31 Agustus 2023.

Hadir pada acara tersebut yakni: Mayjen TNI Dominggus “Doni” Pakel S.Sos M.M.Si., (Deputi Bidang Operasi Keamanan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Ir. Samsul Hadi (Ketua Umum Lembaga Kajian Nawacita/LKN), Dr. Datep Purwa Saputra, M.M., (Ketua Umum Komando Resimen Mahasiswa Indonesia/KOMENWA)/Ketua Umum Praktisi Maritim Indonesia), Meidi Hanum Sari (Ketua Malay Archepelago Institute/MAI), Yonge Sihombing, S.E., M.B.A., pengusul nama Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) Presiden RI sebagai penerima hadiah nobel ekonomi dan Ketua Umum Panitia Percepatan Provinsi Tapanuli (PPPT), Dr. M. Lutfi Handayani, M.M., M.B.A., (CEO & Editor in Chief TopBusiness), Erwin Yudistira, S.E., M.Si., Sri Wati Manik, A.Ma., (Wasekjen PPPT), Immanuel Hutapea dan lainnya.

Di tempat yang sama, Yonge mengatakan bahwa sebagai pihak yang mengusulkan nama Jokowi sebagai penerima hadiah nobel ekonomi, tentu kami sangat mengharapkan banyak dukungan, utamanya dukungan untuk menyuarakan kelayakan nama Jokowi kepada Komite Nobel sebagai penerima hadiah nobel ekonomi.
 
"Semakin banyak dukungan dari pemimpin-pemimpin negara/pemerintahan, organisasi internasional, perguruan tinggi, dan pelaku usaha maka akan semakin diperhatikan dan dipertimbangkan oleh Komite Nobel", kata Yonge yang sebelumnya telah menuliskan buku _"Jokowinomics"_ dan Jokowi Maestro Pembangunan Ekonomi Indonesia.

"Ketiga buku inillah sebagai dasar pemikiran kami untuk mengusulkan nama Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) Presiden Republik Indonesia sebagai penerima hadiah nobel ekonomi dari Komite Nobel di Oslo-Norwegia", ungkap dosen fakultas ekonomi Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Medan dan mantan staf ahli Ketua DPRD Sumut.

"Seluruh isi buku menjelaskan capaian pembangunan ekonomi Indonesia dan rahasia keberhasilan pembangunan ekonomi Indonesia di masa pemerintahan Presiden Jokowi yang dapat dan layak digunakan sebagai model pembangunan ekonomi di beberapa negara di dunia, utamanya negara-negara yang sedang berkembang _(under developing countries)_ ", jelas Yonge Ketua Umum Panitia Percepatan Provinsi Tapanuli (PPPT).

Selanjutnya jelas Yonge tema yang diusung oleh Ibu Menlu RI Retno pada Marsudi pada KTT ASEAN ke-43 yaitu:  _"epicentrum of growth"_ , sangat sesuai dengan inisiatif pengusulan nama Jokowi sebagai penerima hadiah nobel ekonomi. 

Ada "empat ruh besar kekuatan Indonesia" yang akan dikedepankan selama pertemuan puncak. Pertama, visi jangka panjang ASEAN yang berkaitan dengan keberlanjutan hal yang telah dicapai. Kedua, memastikan ASEAN lebih tangguh menghadapi tantangan zaman. Ketiga, menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Kemudian keempat, menjadikan Indo-Pasifik sebagai kawasan damai dan sejahtera.

Sebagaimana dilansir CNN Indonesia, Senin, 28 Agu 2023 21:07 WIB Menlu Retno Marsudi mengatakan ada 13 pertemuan yang dilakukan Presiden Joko Widodo selama KTT ASEAN. Pertemuan ini dimulai dari Pertemuan ASEAN _Socio Cultural Community (ASCC)_ pada 29 Agustus 2023. Kemudian ASEAN _Economic Community (AEC)_ pada 3 September 2023. Lalu ASEAN Ministerial Meeting (AMM), ASEAN _Political and Security Community (APSC)_ , dan ASEAN _Coordinating Council (ACC)_ pada 4 September 2023. Pada 5 September, bakal diadakan dua pertemuan yakni 43rd ASEAN Summit _(Plenary Session)_ dan 43rd ASEAN Summit _(Retreat Session).

Dilanjutkan enam pertemuan pada 6 September, antara lain 26th ASEAN-China Summit, 24th ASEAN-Republic of Korea (ROK) Summit, 26th ASEAN-Japan Summit, 11th ASEAN-US Summit, ASEAN-Canada Summit, dan 26th ASEAN Plus Three (APT) Summit (ASEAN dengan Jepang-ROK-RRT). Pada 7 September, empat pertemuan penutup juga bakal digelar yakni 20th ASEAN-India Summit, 3rd ASEAN-Australia Summit, 13th ASEAN-UN Summit, dan 18th East Asia Summit. Lebih jauh, sejumlah pertemuan bilateral juga bakal dilakukan di sela-sela pertemuan puncak.

Berikut daftar negara yang hadir. 11 negara anggota ASEAN: Indonesia, Malaysia Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja dan Timor Leste. Selanjutnya 9 negara mitra wicara: Amerika Serikat, Australia, India, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Rusia, Selandia Baru, China. Kemudian 2 negara undangan, yaitu: Bangladesh dan Kepulauan Cook. "Kami sangat mengharapkan dukungan dari seluruh peserta KTT ASEAN ke-43 di Jakarta untuk berkenan menyuarakan nama Jokowi sebagai penerima hadiah nobel ekonomi", kata Yonge.(rel/mk) 
Share:
Komentar


Berita Terkini