Ketua DPC HNSI Sergai Siap Upayakan Limbah Kulit Kerang Dapat Bernilai Ekonomi Tinggi

Editor: metrokampung.com
Mahasiswa UMSU Bersama Ketua DPC HNSI Sergai dan Tokeh Kerang Samsul Bahri Sedang Berada Ditempat Yang Dahulunya Rawa-rawa Sekarang Menjadi Tempat Pengupasan Kerang, Yang Itu Ditimbun Dengan Kulit kerang. Berlokasi Di Kampung Taiwan Desa Sialang Buah, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai, Selasa (8/8/2023).

Sergai, Metrokampung.com 
Kabupaten Serdang Bedagai memiliki lautan yang luas dan hasil yang melimpah. Kerang adalah salah satu hasil laut yang banyak di lautan Serdang Bedagai.

Hasil tinjauan langsung dari wartawan Metrokampung.com di Kampung Taiwan Desa Sialang Buah, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai banyak tumpukan kulit kerang. Bahkan kulit kerang dijadikan untuk menimbun halaman rumah warga agar tinggi supaya tidak banjir kalau air laut pasang besar.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Serdang Bedagai Muhammad Holiluddin mengajak para mahasiswa teknik UMSU, melihat langsung kondisi kulit kerang yang menjadi timbunan halaman rumah warga.

"Kita berharap agar mahasiswa UMSU yang ikut bersama kita dapat kiranya melakukan penelitian guna kulit kerang ini bisa bermanfaat dan berharga," bilang Holiluddin.
Sebelah Kiri Pertama Ketua DPC HNSI Sergai Muhammad Holiluddin bersama 3 Orang Mahasiswa UMSU Sedang Berdiri Halaman Belakang Rumah Warga Yang Ditimbun Dengan Kulit kerang, Selasa (8/8/2023).

"Kita berpesan kepada mahasiswa Fakultas Teknik UMSU, terkait kulit kerang tersebut harus dicarikan solusi untuk menanggulangi limbahnya dan kalau boleh diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis," harap Holil, saat sedang mensurvei halaman depan rumah warga yang dahulunya rawa-rawa kini menjadi halaman yang cukup luas dan tinggi akibat ditimbun terus dengan kulit kerang.

"Setahu kita, kulit kerang bisa dijadikan sebagai penetralisir asam tanah dan itu bagus bagi tanaman padi, ingat tapi kulit kerang tersebut harus digiling secara halus betul," terang Holil.

Toke Kerang Samsul Bahri yang berada di Kampung Taiwan saat ditemui dikediamannya mengatakan yah beginilah halaman rumah disini tampak kulit kerang yang sudah seperti tanah, memang cukup indah juga.

Saat ditanya bisa dapat mengumpulkan berapa ton perharinya, Samsul menjawab satu hari bisa dapat kerang 1 ton belum di kupas ya, bahkan bisa lebih.

"Kita sangat bersyukur, sebab dengan pengupasan kulit kerang ini, bisa menjadi pekerjaan bagi ibu-ibu Desa Sialang Buah hingga mencapai 80 orang, belum lagi anak mudanya, artinya kita bisa terus bermanfaat dan membantu perekonomian masyarakat," paparnya.

"Kalau kita dapatkan kerang 1 ton, berarti perhari bisa menghasilkan kerang kupas 500 Kg. Secara otomatis berarti ada 500 Kg kulit kerang yang ada. Problemnya adalah kita belum tahu untuk diolah menjadi apa kulit kerang tersebut agar berharga," cetusnya.

Lanjut Samsul, memang ada juga beberapa ibu-ibu disini membuat kulit kerang sebagai kerajinan tangan.

"Dahulu didekat rumah ku yang kita sedang berdiri ini adalah rawa-rawa sekarang jadi rata dengan daratan itu saya timbun dengan kulit kerang saja, bayangkan banyaknya kulit kerangnya," ungkapnya.

"Kita sangat berharap semoga Pemerintah dan Mahasiswa UMSU bisa membantu agar kulit kerang tersebut dapat bermanfaat dan punya nilai jual," harap Tokeh Kerang tersebut.

Salah seorang mahasiswa UMSU tersebut Iqbal mengatakan memang sih kami lagi penelitian terkait kulit kerang. Mudah-mudahan kulit kerang ini kedepannya bisa menjadi produk yang bermanfaat dan berharga.(khairul/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini