Pantai Labu, Metrokampung.com
Wagimin dan Jumiah Warga dusun IV Desa Paluh Sibaji Kecamatan Pantai Labu, Minggu (22/6/2025) mengadakan resepsi Pernikahan Putri nya bernama Nurdalila S.Pd dengan Adistia Prayoga di kediamannya dengan menggelar prosesi adat Melayu Nasi Ulam atau Nasi Hadap Hadapan.
Resepsi pernikahan putri pasangan Wagimin dan Jumiah ini di awali penyambutan pengantin pria di iringi Tari persembahan oleh Sanggar Hangtuah dan di lanjutkan Marhaba.
Usai Marhaba puluhan sanak saudara dan undangan langsung menghampiri di depan pelaminan yang di jadikan tempat prosesi adat budaya Melayu yakni nasi hadap-hadapan atau nasi ulam.
Nasi hadap hadapan sudah menjadi tradisi di kecamatan Pantai labu setiap ada pernikahan , tentunya juga banyak para undangan dan sanak saudara mendekat di saat prosesi yang di ikuti kedua mempelai dengan harapan para undangan dan sanak saudara kecipratan berebut menu makanan seperti kue, manisan , bon bon gula gula seusai prosesi nasi hadap hadapan tersebut.
Pembawa acara Nasi Hadap hadapan atau Nasi ulam Ucu Mahdor di hadapan Kedua mempelai dan keluar kedua mempelai menerangkan , Nasi Hadap-hadapan adalah sebuah tradisi makan bersama yang dilakukan oleh pengantin baru dalam adat perkawinan suku Melayu, khususnya di wilayah Sumatera Timur.
Tradisi ini memiliki makna simbolis yang mendalam, yaitu sebagai perkenalan antara kedua keluarga mempelai dan juga sebagai simbol kebersamaan dalam membangun rumah tangga.
tahapan dan makna dari tradisi Nasi Hadap-hadapan:
1. Persiapan:
Kedua mempelai duduk berhadapan, biasanya di dalam ruangan yang telah dihias. Di hadapan mereka terhampar berbagai hidangan, seperti nasi lemak, lauk-pauk, kue, dan manisan, yang disusun di atas dulang atau pahar.
2. Permainan Memilih Bunga:
Acara dimulai dengan permainan memilih bunga. Kedua mempelai berebut bunga yang ditancapkan pada hidangan nasi. Siapa yang berhasil mengambil bunga lebih dulu, dianggap memiliki kelebihan dalam mencari rezeki (jika mempelai pria) atau dalam mengelola keuangan (jika mempelai wanita).
3. Makan Bersama:
Setelah permainan bunga, kedua mempelai saling menyuapi makanan, dimulai dari mempelai pria menyuapi mempelai wanita, dan sebaliknya. Ini melambangkan kerjasama dan saling mendukung dalam membangun rumah tangga.
4. Interaksi Keluarga:
Seluruh keluarga yang hadir juga turut serta dalam acara makan bersama, menciptakan suasana akrab dan penuh kebersamaan.
5. Penyerahan Diri Istri:
Beberapa sumber juga menyebutkan adanya simbol penyerahan diri istri kepada suami sebagai tanda sahnya pernikahan secara adat.
6. Makna Simbolis:
Tradisi ini mengandung makna mendalam, seperti perlunya kerjasama dalam rumah tangga, kesiapan menghadapi berbagai tantangan, dan mempererat tali silaturahmi antar keluarga.
"Tradisi Nasi Hadap-hadapan tidak hanya sekadar acara makan, tetapi juga merupakan simbol dari nilai-nilai kehidupan pernikahan dalam budaya Melayu," jelasnya .(Lubis/MK)