MEDAN-METROKAMPUNG.COM
Berbagai penilaian positif muncul
menggambarkan sosok Sihar Sitorus yang merupakan Calon Wakil Gubernur (Cawagub)
Sumatera Utara (Sumut). Sejumlah akademisi menilai bahwa Sihar Sitorus adalah
sosok politikus yang santun. Hal itu dinilai nyata dari etika politik Sihar
yang selalu menyempatkan waktunya untuk mengucapkan selamat ulang tahun untuk
lawan politiknya.
Salah satu akademisi yang di wawancarai
wartawan yakni Evo M Damanik SE MM yang menyebutkan bahwa ucapan selamat ulang
tahun dari wakil gubernur yang mendampingi Djarot Saiful Hidayat tersebut
terhadap pasangan Eramas membuka pandangan masyarakat bahwa politik bukan
pertarungan fisik, tetapi metode.
Contohnya ketika Sihar mengucapkan selamat
ulang tahun pada Edy Rahmayadi saat berkunjung ke Aek Nabara. Dengan
mengucapkan selamat ulang tahun di salah satu warung cendol itu, maka Sihar
telah mengkampanyekan bahwa politik bukan pemecah ikatan sosial, baik dari
aspek suku, agama, ras dan antargolongan.
“Demikian juga ketika dia mengucapkan selamat
ulang tahun pada wakilnya yakni Ijeck yang videonya diambil di kebun binatang
di Pematangsiantar. Itu lebih menujukkan lagi bahwa Sihar tidak bertarung fisik
tetapi bertarung program. Karena orang–orang tahu bahwa kebun binatang tersebut
dikelola oleh PT Unitwin Indonesia Medan, milik pengusaha nasional dan pencinta
lingkungan hidup DR H Rahmat Shah yang masih memiliki kekerabatan dengan
Ijeck,” katanya di Medan, akhir pekan lalu.
Ungkapan senada diucapkan oleh Sekretaris
Association of Lecture for Financial and Economic Development (ALFED) atau
Asosiasi Dosen untuk Pengembangan Literasi Keuangan dan Ekonomi Korda Sumut Dr
Immanuel E S Sebayang SE MM. Ia menilai, dua video yang viral di masyarakat
Sumut tersebut akan mampu meyakinkan masyarakat untuk menjalankan politik
secara santun dan memilih yang terbaik.
Pasalnya, pada proses Pemilihan Kepala Daerah
(Pilkada) Sumut 2018 ini, marak isu yang dapat memicu konflik, khususnya isu
SARA yang disebarkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dengan kata
lain, Sihar telah menjalankan etika politik yang baik tanpa mempersoalkan apa
pun juga.
“Sihar itu melakukan pendekatan masyarakat
secara intelektual dan humanis. Belum pernah sekali pun kita menemukan bahasa
Sihar yang sesumbar untuk menyudutkan lawan politiknya. Bahkan yang ada menyapa
lawan politiknya, sebagai bukti bahwa Pilkada ini adalah proses pencarian
pemimpin, bukan kekuasaan yang diraih dengan mengorbankan keheterogenan Sumut,”
katanya.(red/mk)