Seorang Balita Tewas Diduga Dianiaya Ibunya di Bagan Asahan, Sekujur Tubuh Lebam dan Memar

Editor: metrokampung.com

LUKA MEMAR : AP (3) seorang bocah perempuan meninggal dunia diduga akibat dianiaya ibu kandungnya karena mengalami luka memar disekujur tubuhnya saat dilakukan olah TKP dan identifikasi korban dirumahnya,Senin (21/5) pagi di Dusun IV Desa Asahan Mati Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan. (silaban/mk)

Bagan Asahan-metrokampung.com
Seorang Balita perempuan berinisial AP berusia 3 tahun tewas diduga korban penganiayaan oleh ibu kandungnya di Desa Asahan Mati Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan. Pasalnya, kematian bocah itu dinilai tidak wajar karena disekujur tubuhnya terdapat beberapa tanda tanda kekerasan seperti luka memar dan bencolan diduga akibat benturan benda tumpul.

Informasi dihimpun metrokampung.com, Senin (21/5), korban merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara tinggal bersama Ernita (28) ibunya di Dusun IV Desa Asahan Mati Kabupaten Asahan. Bocah perempuan itu pertama kali diketahui warga meninggal pada Minggu (20/5) sekitar Pukul 22.00 WIB. Warga setempat melaporkan hal itu ke aparat desa setempat. Pihak keluarga merencanakan korban itu akan dikebumikan keesokan harinya, namun oleh warga dan pemerintah setempat yang curiga melihat kematian korban itu langsung melaporkan ke kepolisian setempat.

Personil kepolisian saat melakukan olah TKP dan identifikasi dirumah orangtua korban mendapati luka memar di siku tangan sebelah kiri dan kanan, dikening, dibahu, di kedua lengan tangan, lutut dan paha kaki serta bengkak dibelakang kepala.

Namun untuk memastikan penyebab kematiannya, jenazahnya dibawa ke rumah sakit di Siantar untuk dilakukan otopsi. Sementara ibu kandung balita itu sesuai amatan SIB, hingga sore hari masih dilakukan pemeriksaan dan dimintai keterangannya di Mapos Bagan Asahan.

Kades Asahan Mati, Z. Sibarani kepada meteokampung.com mengatakan bahwa setelah melihat korban, pihaknya menaruh curiga melihat kondisi fisik korban sehingga dilaporkan ke pihak berwajib. Karena menurutnya, anak ketiga dari tiga bersaudara itu selama ini sudah sering diperlakukan kasar oleh kedua abangnya yang tinggal bersama ibunya. Sementara suaminya sudah lama pergi sejak korban lahir.

"Secara administrasi pemerintahan, mereka belum terdaftar warga disini karena masih numpang domisili didesa ini. Dari informasi masyarakat bahwa ibunya sudah sering memarahi anak itu. Sehingga kita menduga kematiannya karena dianiaya melihat kondisi nya sangat tidak wajar, banyak luka memar disekujur tubuhnya, " ucap Sibarani.

Samsi (50) tetangga rumah korban mengatakan bahwa si anak perempuan itu baru beberapa bulan tinggal bersama ibunya. Karena sejak ditinggal pergi suaminya, gadis kecil itu sering diasuhkan ke orang lain. Sementara didalam rumah itu, mereka tinggal bersama adek dari ibunya yang juga sudah menikah.

 "Setau saya ibu itu punya tiga anak, dua laki-laki dan satu perempuan yaitu yang meninggal. Semuanya itu lain bapak, karena ibunya sudah 3 kali menikah, sehingga si perempuan ini sering diasuhkan ke orang. Dan baru beberapa bulan tinggal disini. Kita juga sering mendengar anak itu sering dimarahi omaknya. Meski bertetangga, kita jarang bertutur sapa. Karena setiap harinya ibunya pergi malam, pulang pagi. Kita juga kurang mengetahui kepribadian nya karena ibunya pendiam, " tuturnya.


Oleh karena itu, warga setempat sangat mendukung pihak kepolisian untuk mencari tahu serta mengungkap penyebab kematian anak itu.

Sementara itu, Kapolsek Sei Kepayang AKP Sunarto didampingi Kapos Bagan Asahan Iptu Sabran saat dikonfirmasi metrokampung.com diruangannya membenarkan kejadian itu. Namun dikatakannya, pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian anak itu. Tetapi diakuinya bahwa disekujur tubuh bocah itu terdapat luka memar disekujur tubuh nya. "Saat ini masih dilakukan proses penyelidikan. Kita sudah lakukan olah TKP dan identifikasi korban. Selanjutnya untuk keperluan penyelidikan, jenasah sudah dibawa ke Siantar untuk di otopsi. " pungkasnya. (silaban/simon)

l
Share:
Komentar


Berita Terkini