Cak Imin Didukung oleh Kiai Seluruh Indonesia untuk Menjadi Cawapres Jokowi

Editor: metrokampung.com
Muhaimin Iskandar (kiri) dan Presiden Joko Widodo (kanan).

"Para kiai dan PBNU menyepakati 'kalimatin wahidah wa shaffin wahidah' (satu bahasa dan satu barisan) mendukung dan mengawal Cak Imin menjadi cawapres,"

Jakarta-metrokampung.com
Puluhan kiai dari berbagai pesantren di Indonesia berkumpul di Kantor PBNU Jakarta Pusat pada Sabtu (4/8/2018) malam.

Dalam kesempatan itu, Sebanyak 95 kiai Nahdlatul Ulama (NU) dan Ketua Umum PBNU Kiai Said Agil Siraj sepakat mendorong Muhaimin Iskandar, sebagai calon wakil presiden Joko Widodo pada 2019 mendatang.

"Para kiai dan PBNU menyepakati 'kalimatin wahidah wa shaffin wahidah' (satu bahasa dan satu barisan) mendukung dan mengawal Cak Imin menjadi cawapres," kata juru bicara para kiai, Kiai Anwar.

Para kiai memandang Pilpres kali ini merupakan kesempatan emas untuk membangun dan membesarkan NU.

Dengan majunya Cak Imin sebagai cawapres Jokowi, maka terbangun peluang untuk memperbaiki kondisi bangsa.

"Ada kesempatan emas untuk membangun dan membesarkan NU. Dan wapres yang kami sepakati kita dukung dan perjuangan ialah Pak Muhaimin Iskandar dan berpasangan dengan Pak Jokowi," ucap Kiai Anwar.

Pasca mendapatkan dukungan dari Ketum PBNU, Kiai Anwar berharap Kiai Agil meneruskan aspirasi itu kepada Jokowi.

Pasalnya, seluruh dukungan tersebut berasal dari warga dan jemaah di seluruh nusantara.

"Jika tidak berhasil dalam perjuangan ini, mungkin akan kita bahas alternatifnya," tuturnya.

Diketahui, puluhan kiai dari sejumlah daerah mendatangi kantor PBNU pada Sabtu malam.

95 kiai NU itu antara lain KH Usamah Mansyur (PP Buntet Cirebon, Jawa Barat), KH Imam Muarif (PP Darul Hikmah Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan), KH Nurul Huda Jazuli (PP Ploso, Jawa timur), TGH Taqiuddin Mansyur (Ketua PWNU NTB).

KH Fardani (PP Mambaul Falah, Siwalan, Jawa Tengah), KH Muhammad Sani (PP Nurul Mulawarman, Kalimantan Selatan), KH Mukhlasin (Banyumas, Jawa Tengah), Habib Abdullah Ridho bin Yahya (Kalimantan Barat), KH Masud Masduki (Yogyakarta), dan KH Muhtadi Dimyati (Banten).

 Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Share:
Komentar


Berita Terkini