Peserta Outbond Spendu Pakam Kecewa Danau Toba Mirip Kota Mati

Editor: metrokampung.com
Para peserta Outbond di Danau Toba.

Parapat - metrokampung.com
 Kawasan wisata Pantai Danau Toba Parapat, Kabupaten Simalungun, sepi wisatawan. Menurunnya pengunjung kali ini, diduga dampak psikologis yang diterima masyarakat. Adanya himbuan BMKG, untuk menjauhi pantai selama liburan diduga menjadi salah satu penyebabnya.

 Selain himbauan menjauhi pantai, tragedi KM Sinar Bangun baru-baru ini, juga berpengaruh besar. Hal itu menunjukan kepercayaan masyarakat terhadap keselamatan pelayaran di Danau Toba belum pulih. Ditambah lagi longsor yang menerjang di Jembatan Sidua-dua (Jembatan kembar) di Nagori Sibaganding. Daerah itu masih dipenuhi lumpur. Tanah liat bercampur lumpur dan pasir, terus mengalir.

Para peserta Outbond di Danau Toba.

 Kondisi ini pulak yang membuat puluhan peserta kegiatan outbond dari Perkumpulan Renang SMP Negeri 2 (Spendu) Lubukpakam di objek wisata Danau Toba, kecewa. Kegiatan outbond yang berlangsung selama 2 hari, Sabtu dan Minggu (26-27 Januari 2019) juga dihadiri para orang tua siswa.

 "Memang hajab kali ah. Parapat sepi bak kota mati. Kondisi memilukan. Keindahan, kenyamanan, dan kehebatannya Danau Toba tidak kelihatan lagi. Usaha mempromosikan Pesta Danau Toba setiap tahunnya hanya seremonial saja. Mulai dari pintu gerbang hingga Open Stage dan berakhir hingga ke Bukit Gideon tidak ada hingar bingar,"ungkap Zulfan Sitorus, pembimbing PR Spendu Jaya Lubukpakam kepada metrokampung.com

 Para orang tua juga menimpali.
 "Amangoi. Nga mate kota Parapaton," pendapat beberapa orang tua siswa Spendu Jaya yang ikut ke Parapat.

 Kata Zulfan lagi, banyak yang harus diperbuat agar Kota Parapat kembali menjadi destinasi Wisata Internasional. Baik dari masyarakat asal maupun dari pemerintah dan semua pihak.

 "Daya beli masarakat sudah tidak ada lagi. Para ASN yang berkecimpung kerjanya Asal Bapak Senang. Tidak memiliki rasa cinta, sayang kepada Danau Toba. Ini semua menandakan tidak becusnya oknum pejabat sebagai pemimpin. Semuanya hanya mengejar kedudukan tanpa rasa memiliki. Yang penting dapat kedudukan, mumpung dapat uang karena kesempatan jadi panitia,"tandas ayah 3 anak berkaca mata itu.


 Pantauan jurnalis metrokampung.com, jumlah tamu hotel, mulai dari kelas berbintang hingga losmen, yang bisa dilihat dari jumlah kendaraan parkir di lokasi juga minim.

 "Tidak banyak tamu, sepi kali. Padahal, ini kan libur. Tapi, pengunjung yang datang masih bisa dihitung," kata karyawan salah satu hotel di Parapat.

 Kalaupun ada pengunjung, tambahnya, kebanyakan hanya sekedar singgah saja, sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke tempat wisata lainnya seperti Samosir dan Tobasa atau sebaliknya.
 Amatan di lokasi, jumlah kendaraan yang mengisi area parkiran tidak semeriah libur panjang biasanya. Kondisi ini terhitung sejak libur Natal hari pertama hingga Tahun Baru.

 “Kamar yang kami miliki, setengahnya saja tidak penuh oleh. Kalau pun ada wisatawan, mereka memilih untuk menghabiskan waktu liburan ke lain,"tambah karyawan hotel lainnya.(dra/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini