Bupati Karo : Sapo Angin Bangunan Tradisional Wajib Dilestarikan

Editor: metrokampung.com

KARO – METROKAMPUNG.COM
Sudah menjadi tanggung jawab penuh Pemerintah Kabupaten Karo dalam mempromosikan budaya Karo dimana salah satunya adalah bangunan tradisional yang  sejak dahulu kala dikenal dengan nama “Sapo Angin” . Disamping melestarikan bangunan ornamen karo tentunya juga sekaligus sebagai daya tarik objek wisata.

Bupati Karo Terkelin Brahmana SH sebagai orang nomor satu di Bumi Turang tergugah akan bentuk bangunan budaya ornamen lama Karo dalam menggiatkan kembali pembangunan tradisional khususnya "Sapo Angin" untuk dilestarikan dengan cara akan memunculkan bentuk dan desain sesuai rancangan ahli yang mampu membuatnya.

Demikian dikatakannya saat meninjau "sapo angin" yang sedang dibangun, didampingi sekretaris  Satpol PP Davit Sembiring, Kamis (25/4) pukul 15.00 wib di depan kantor satpol PP Kabanjahe.
Menurut Terkelin, inspirasi pembangunan ini muncul  sebagai inspiratif wujud kepeduliannya nilai nilai kearifan Lokal Budaya Karo, sehingga secara pribadi membangun "Sapo Angin" disekitar lingkungan halam kantor bupati Karo.

Sapo angin ini bertujuan, agar masyarakat karo khususnya yang datang ke kantor bupati dapat melihat,minimal tahu bahwa nilai nilai budaya Karo, pada Era-nya begitu tinggi makna dan nilainya," ungkapnya.

Selain itu, "Sapo Angin" dapat di manfaatkan bagi masyarakat luas, untuk duduk duduk, berteduh, dan berbagai macam lainnya saat ada keperluan urusan ke kantor Bupati, dapat menikmati "Sapo Angin" sebagai tempat rileks dan santai,sambil menuggu urusan-nya selesai," jelasnya.

Untuk pembangunan biaya dan bahan bahannya kita serahkan kepada ahlinya, semuanya kita tinggal terima bersih, sudah siap pakai, siap digunakan, bagi masyarakat nanti silahkan manfaatkan dan ketahui bahwa budaya Karo masih berkibar serta perlu kita lestarikan dan jaga," imbuhnya.

Sementara Salmon Sembiring dan Benediktus Sembiring selaku tukang pandai Ukir mengutarakan pembangunan "sapo Angin" sudah digeluti-nya sejak puluhan tahun lalu, sebab mereka sering dipanggil oleh masyarakat membuat Geritan , selain sapo angin," katanya.

Disebutkan, untuk pembuatan bangunan tradisional Sapo Angin, bukan mudah tapi  butuh kefokusan dan hati hati  bekerja, sehingga dalam kerangka merancang tidak dibutuhkan tukang lebih dari dua, hanya cukup dua orang saja, ini menjaga bangunan dan mode tidak lari dari seni seni budaya Karo itu sendiri," pintanya.

Di lain sisi, sapo angin yang kami buat biasanya, tergantung sipemilik, tapi kebanyakan yang kami terima orderan itu bahan bahan yang dibutuhkan, berasal dari kami.

Mencontohkan, sekarang ini bangunan Sapo Angin dengan ukuran, 2,5 m x 2,5 m, yang dibangun dengan semua bahan yang ada dan Pemkab Karo akan menerima siap jadi dan siap pakai, dengan biaya 40 juta rupiah," bebernya.

Sedangkan lama waktu pengerjaan bangunan Sapo angin yang kami kerjakan ini, sesuai biasa kami lakukan dalam target satu bulan semuanya sudah clear," ujar Salmon. (amr/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini