Israel Ubah Ethophia Jadi Surga Pertanian Terbesar ke 12 Dunia

Editor: metrokampung.com

Adis Ababa-Metrokampung.com
Ethiopia merupakan Negara yg Terletak di Afrika dengan populasi penduduk Sebesar 93.000.000 Juta jiwa.

Pada beberapa dekade yg Lalu, Ethiophia identik dengan kelaparan, busung lapar, dan kemiskinan melanda negeri hitam itu.

Bahkan, artis kondang asal Indonesia Iwan Fals pernah menjerit tentang Ethiophia dengan mengeluarkan lagu dan album berjudul Ethiophia tentang Tangisan orang-orang kelaparan.

Menariknya, pada tahun 2017 lalu Organisasi Internasional FSI (Food Sustainability Index) secara mengejutkan menempatkan Ethiophia menjadi Negara Adidaya pertanian dan ketahanan pangan di peringkat 12 terbaik dunia.

"Bagaimana mungkin negara seluas 1.104.300 juta hektar ini, yang dulunya Identik dengan kelaparan, kini bisa menjadi surga pertanian dan perkebunan dengan sangat cepat.

Disaat banyak negara memblokir teknologi dan produk Israel, Ethiophia malah sebaliknya, mereka justru memohon Teknologi asal Negara Zionis Tersebut Masuk.

Alhasil, dalam waktu sangat cepat. Ethiophia berubah menjadi "SURGA PERTANIAN".

Memang, Ethiophia masih menyisakan jaman kelam kelaparan lebih dari sekitar 7.000.000 Juta masyarakat, menderita gizi buruk dan deru kemiskinan masih berbekas disana.

Tetapi setidaknya, pada tahun 2017, pendapatan harian warga Ethiophia telah meningkat menjadi rata-rata $1,5 dolar perhari.

Kemiskinan mulai berangsur-angsur berkurang dan ketahanan pangan mulai meningkat sedikit demi sedikit.

Ada banyak teknologi Israel yang telah tiba di Ethiophia, hal Ini adalah badan amal yang didanai oleh orang-orang Israel untuk menyediakan air bersih kepada Africa.

Semua peralatan, teknologi dan penginstalan diberikan oleh Israel secara free (gratis). 130 sumber lnfrasturktur air telah dibangun sehingga telah menolong lebih dari 1.000.000 juta rakyat disana.

Hebatnya, semua pipa air walaupun berada berkilo-kilometer jauhnya dari Israel, ternyata dikendalikan dari pusat Negara Israel menggunakan komputer jarak jauh yg mengirim data via Internet.

Sehingga Israel bisa tahu kalau orang-orang Africa sedang kekurangan air atau kelebihan air.

Di Africa, kesulitan mendapatkan air bersih untuk di minum apabila memasuki musim kemarau.

Teknologi Watergen dari Israel membantu rakyat Africa mengubah udara menjadi air.

Menteri Energi dan Irigasi Ethiophia mengatakan, teknologi sinar matahari (AORA), unik dan sangat mengesankan memberikan Energi untuk pembangunan ekonomi lokal di lokasi pedesaan-pedesaan di kota Ethiophia.

Selain AORA, Ethiophia juga menggunakan energi global yg bermarkas di Israel yakni Perusahaan Listrik dari Cahaya Matahari.

ICL adalah perusahaan pupuk Israel yg memiliki harga murah kompetitif dengan kualitas yang baik sehingga mampu memacu pertumbuhan tanaman lebih berbuah lebat.

Pupuk tersebut digunakan oleh berbagai negara, seperti Prancis, China, Vietnam, Amerika Serikat, Thailand, Ethiophia, dan sejumlah negara lainnya.

Perusahaan pupuk ini juga memiliki cabang markas tambang di Ethiophia, tepatnya di Dallol, Provinsi Afar, Timur Laut Ethiophia.

Stefan Borgas, Presiden dan CEO ICL dari Israel mengatakan, pihaknya terkesan dengan orang-orang Ethiophia dan dukungan Pemerintah Ethiophia dan Pemerintah Daerahnya.


Dikombinasikan dengan Pengetahuan Pemupukan Agronomi ICL akan memungkinkan petani lokal di Ethiophia meningkatkan produksi pertanian dan holtikultura.

Netafim adalah sistem irigasi tetes, sangat memungkinkan petani Ethiophia menanam Tanaman dengan menggunakan air lebih sedikit dan efesien.

Fair Planet adalah organisasi nirlaba asal Israel yang membantu negara-negara Miskin, seperti Ethiophia untuk menyediakan varietas benih unggul berdasarkan Iklim lokal.

Masalah utama Ethiophia ketika itu buruknya benih bibit tanaman, mudah terserang hama, berbuah jelek dan pertumbuhan lambat sehingga membuat petani selalu merugi.

Padahal, petani merupakan ujung tombak sebuah negara, jika petani gagal, maka perikanan dan peternakan akan mengikutinya sehingga terjadilah kelaparan massal dan kekeringan tandus pada sebuah negara.

Fair Planet membantu negara-negara Africa miskin dan Ethiophia untuk menyalurkan transfer teknologi dari Israel untuk mereka, sehingga diharapkan terbuka kesempatan ekonomi baru bagi jutaan rakyat miskin dan ketahanan pangan bagi sebuah negara.

Indonesia masuk dalam urutan ke-21 atau masih di bawah Ethiopia (urutan ke-12), Afrika Selatan (16), dan Nigeria (17).

Tidak bisa di ragukan lagi bagaimana kekuatan teknologi bisa dengan cepat merubah suatu negara kelevel lebih tinggi berkat Israel, Ethopia mampu swasembada pangan hingga masuk kategori surflus pangan nomor 12 dunia.(red/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini