AMPI Labuhanbatu bersama Tokoh Pemuda Bedah Rumah Keluarga Prasejahtera

Editor: metrokampung.com
Freddy Simangunsong saat meletakkan batu pertama kegiatan sosial bedah rumah warga prasejahtera di Labuhanbatu.

Rantauprapat, metrokampung.com
Keluarga besar organisasi kepemudaan (OKP) Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Labuhanbatu melakukan kegiatan sosial bedah rumah warga prasejahtera di dusun Sirongit Desa Tanjung Siram, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu.

Kegiatan itu dilakukan dengan upaya membangun rumah pasangan suami istri Tajuddin Hasibuan (33) dan Masrintan Ritonga (33) warga setempat yang hidup dalam kondisi ekonomi lemah.

Kondisi Keluarga yang memprihatinkan ini, mendapat empati dan perhatian pihak keluarga Besar AMPI Labuhanbatu yang bekerjasama dengan seorang donatur warga Labuhanbatu, yang juga salahseorang tokoh pemuda, DR (Hc) H Freddy Simangunsong, MBA dengan membangun rumah permanen berukuran 5x8 meter.

Freddy Simangunsong didampingi istrinya Hj Ellya Rosa Siregar mengaku prihatin dengan kondisi keluarga tersebut. Sehingga mereka bersedia membantu bedah rumah keluarga tersebut.

"Kita bantu memperbaiki rumah keluarga ini. Dan direncanakan akan dibangun menjadi rumah ukuran 5×8 meter, yang sebelumnya hanya 4x5 meter," kata Freddy kepada wartawan, Rabu (23/10) setelah meletakkan batu pertama pembangunan rumah keluarga itu.

Freddy mengaku tersentuh dengan kondisi keluarga tersebut, karena anak mereka yang mengalami sakit selama ini tidur tidak di atas ranjang. Melainkan di lantai.

"Selain itu, menurut penuturan keluarga tersebut, terkadang anaknya yang paling kecil diberi makan dengan nasi yang di campurkan dengan air gula sebagai kuah sayurnya," tutur Freddy.

Freddy mengajak warga masyarakat Labuhanbatu, agar ikut bersama untuk saling peduli dan memberi bantuan kepada keluarga yang membutuhkan.

"Kalau kita saling tolong menolong mungkin akan dapat mengentaskan kemiskinan," ujarnya.

Mari, kita sisihkan rezeki yang ada untuk saling berbagi dengan sesama. Sehingga, masalah sosial yang ada di Labuhanbatu dapat terbantu. Konon lagi, kata Freddy, Bupati Labuhanbatu juga peduli dengan keluarga itu dengan mengunjungi kediaman keluarga tersebut.

Selain itu, pihaknya juga menyerahkan ranjang bertingkat untuk keluarga tersebut. Dan bahkan sejumlah uang untuk biaya hidup keluarga mereka.

Selain hidup dalam ekonomi prasejahtera, keluarga Tajuddin juga memiliki dua abang beradik dari 3 bersaudara, diduga penderita gizi buruk. Yakni, Utcok Hasibuan (9) dan Hira Afifah Hasibuan (3). Hasil didiagnosa dokter, keduanya menderita sejak balita.

"Iya. Anak saya Ucok sejak umur 3 bulan sudah sakit hingga usia 9 tahun. Sedangkan adeknya juga mengalami hal serupa," kata Masrintan Ritonga di kediamannya ketika disambangi wartawan.

Anaknya, kata Masrintan, diawali sakit demam tinggi. Kemudian mengalami sakit yang didiagnosa dokter gangguan syaraf.

"Kata dokter gangguan syaraf," ungkapnya.

Anak bungsunya Hira Afifah Hasibuan, lanjut dia, setelah sebelumnya menjalani opname, saat ini mendapat perawatan medis menjalani proses rawat jalan. Tapi, anak sulungnya Ucok Hasibuan divonis dokter tak dapat disembuhkan lagi.

"Kata dokter penyakitnya sudah menyatu keseluruh tubuhnya," papar Masrintan.

Ironisnya, keluarga dari golongan ekonomi lemah ini tak pernah mendapat bantuan dari pihak Pemerintah. Status Program Keluarga Harapan (PKH) tak pernah dinikmati.

"Gak dapat Raskin. Gak pernah dapat PKH dari pihak pemerintah. Cuma dapat BPJS," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Desa Tanjung Siram, Nikon Hasibuan kepada wartawan, membenarkan kondisi warganya yang berada dalam posisi keluarga kurang mampu.

Bahkan, kata dia sudah berulang kali mengusulkan keluarga miskin di kawasannya ke pihak pemerintahan atasan. Agar mendapat bantuan PKH. Tapi tak pernah terealisasi.

"Sudah sering saya usulkan ke kecamatan agar didaftar ke PKH. Tapi tak terealisasi," ujar Kades.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Labuhanbatu Yusrijal Siregar mengatakan pihaknya selama dua tahun terakhir melakukan pendampingan terhadap kedua bocah tersebut.

"Sudah didampingi sejak dua tahun lalu. Bahkan setiap hari Kamis menjalani fisioteraphy di rumah sakit umum daerah (RSUD) Rantauprapat," jelasnya kepada wartawan saat dihubungi, Kamis (24/10).

Namun, terkait persoalan kehidupan rumah tangga dan masalah kelayakan rumah tinggal keluarga itu menurutnya bukan wilayah tugas mereka.

"Persoalan yang sekarang sedang viral mengenai rumah tinggal mereka. Itu bukan tanggungjawab Dinkes," tandasnya. (AL/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini