Pertamina Gas NSA Kucurkan CSR, Lestarikan Tenun Songket Melayu Langkat

Editor: metrokampung.com
Foto Bersama : Seusai acara Rudy Sugiarto, Manager PT. Pertamina Gas NSA dan Limo Wisnu Aji, Head of QC & HSE melakukan sesi foto bersama dengan para peserta beserta para tamu dan undangan.

Langkat, Metrokampung.com
PT. Pertamina telah menunjukkan kepeduliannya terhadap pelestarian tenun songket Melayu Langkat setelah mengucurkan bantuan dari dana CSR-nya guna membantu pelestarian tenun songket Melayu Langkat dengan membuka pelatihan dasar tenun songket Melayu Langkat di wilayah kerja PT. Pertamina Gas NSA, tepatnya di Desa Pekubuan, Kecamatan Tg. Pura, ditandai dengan penandatanganan MoU antara PT. Pertamina Gas NSA dan Komite Pelatihan Dasar Tenun Songket Melayu Langkat.

Pembukaan dan peresmian Pelatihan Dasar Tenun Songket Melayu Langkat itu digelar, Selasa (25/11) dan dihadiri oleh Rudy Sugiarto, Manager PT. Pertamina Gas NSA dan Limo Wisnu Aji, Head of QC & HSE.  Turut hadir dalam acara tersebut, Kabid Perindustrian, Nanang Hadi Irawan, S.Sos, MSi sebagai yang mewakili Kadis Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Langkat, Camat Tg. Pura Taufik Reza, SSTP, Wakapolsek Tg. Pura Iptu Yudianto, perwakilan Koramil dan Pemerintah Desa Pekubuan, Komite, M. Yusuf AS serta pemerhati dan penggiat pariwisata dan kebudayaan Langkat, Katrina Talaksoru.

Manager PT. Pertamina Gas NSA, Rudy Sugiarto dalam sambutannya menyambut baik upaya untuk melestarikan nilai- nilai budaya seperti tenun songket Melayu Langkat. Lebih lanjut dia pun memuji kinerja dari pemerhati dan penggiat pariwisata dan kebudayaan Langkat, Katrina Talaksoru yang telah berjuang untuk menerobos pintu- pintu Pertamina guna mendapatkan CSR agar tenun songket Melayu Langkat bisa dilestarikan di bumi Langkat.

Penandatanganan MoU : Rudy Sugiarto, Manager PT. Pertamina Gas NSA saat menandatangani MoU dengan Komite Pelatihan Dasar Tenun Songket Melayu Langkat, didampingi Limo Wisnu Aji, Head of QC & HSE

‘Ya, sebenarnya program ini sempat tidak disetujui, tapi berkat hebatnya buk Katrin kita ini akhirnya diterima juga.  Jadi, tidak berlebihan jika saya katakan bahwa ini semua adalah berkat usaha dan perjuangan dari Buk Katrin, karena kami ya hanya mengajukannya ke Pusat.  Alhamdulillah, berkat doa dari kita semua dan berkat koordinasi yang baik serta berkat niat yang baik pula, pak Limo bisa membawanya ke Jakarta dan proposal yang kita ajukan diterima, sehingga pelatihan dasar tenun songket Melayu Langkat ini bisa kita gelar,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakannya, Pertamina itu banyak dan semua mengajukan CSR, tapi  alhamdulillah ada 4 proposal yang diterima dari Pertamina Gas NSA, yaitu 2 dari Aceh dan 2 dari Sumatera Utara. Mungkin asumsinya, karena tenun songket itu sudah langka, sehingga perlu dilestarikan.

Sedangkan Head of QC & HSE, Limo Wisnu Aji mengambil kesempatan untuk mensosialisasikan tentang QC & HSE yang ada di Pertamina Gas dan Safety Beyond Culture yang berlaku di Northern Sumatera Area.

“Ya, wilayah kerja kami terbentang di Sumatera bagian Utara, tepatnya dari Aceh hingga Sumatera Utara,” ujarnya seraya menjelaskan tentang Personal Risk Assessment Pasal 5 yang mana antara lain mengatur tentang alat pelindung diri dan keselamatan dalam berkendara.   

Sementara itu, Nanang Hadi Irawan, S.Sos, MSi, Kabid Perindustrian sebagai yang mewakili Kadis Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Langkat mengaku siap untuk mendukung kegiatan tersebut, termasuk jika ada usaha untuk menerbitkan hak paten bagi tenun songket Melayu Langkat itu.

“Ya, berapa kali buk Katrin datang ke kantor dan berdiskusi dengan saya. Saya menilai semangatnya memang luar biasa.  Karena itu, saya ucapkan selamat kepada buk Katrin. Salut dan bangga saya kepada beliau, karena semangat dan keuletannya” ujarnya seraya memuji ibu Nafisah (Pico) yang mana walaupun sudah berusia lanjut tapi tetap semangat untuk mengembangkan pelatihan- pelatihan seperti itu.

“Ya, siapa yang tidak kenal ibu Pico ini. Dialah yang selama ini mengembangkan tenun songket Melayu Langkat. Pengalamannya luar biasa dan kami sudah sering mengirimkan beliau untuk melakukan pelatihan dan study banding ke luar daerah, seperti ke Jawa dan NTB,” ujarnya. 

Hal yang sama dikatakan oleh Camat Tg. Pura, Taufik Reza, SSTP. Bahkan, dengan penuh semangat dia pun memaparkan tentang potensi pariwisata dan budaya yang ada di Kecamatan Tg. Pura serta peluang- peluang yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di sana.

“Ya, saya tidak malu untuk mengatakan bahwa sampai sekarang sebagian besar masyarakat Tg. Pura masih hidup miskin, sebab yang lebih penting dari itu adalah bagaimana agar kemiskinan itu bisa ditekan dan tidak semakin meningkat.  Selain itu, bagaimana caranya agar semua potensi yang ada bisa digerakkan dan perekonomian masyarakat bisa terus ditingkatkan,” ujarnya.   

Sedangkan perwakilan dari Pemerintah Desa Pekubuan, Misrun mengucapkan terima kasih kepada PT. Pertamina (Persero) yang telah berkenan untuk mengembangankan pelatihan dasar tenun songket Melayu Langkat di Desa Pekubuan.

“Kami bangga, karena nama Desa Pekubuan ikut terangkat dan tenun songket Melayu Langkat bisa terus dilestarikan,” ujarnya. (BD/MK)
Share:
Komentar


Berita Terkini