Begini Pendapat Masyarakat Tentang Humbahas Selama 4 tahun Dipimpin Dosmar

Editor: metrokampung.com

Humbahas, Metrokampun.com
Menelaah perjalanan roda pemerintahan kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) yang dipimpin oleh Dosmar Banjarnahor,SE sebagai Bupati, dan wakil nya Saut Parlindungan Simamora selama kurun waktu 4 (empat) tahun. Dalam sebuah kesempatan, awak media mencoba melakukan interview kepada sejumlah masyarakat dari berbagai component untuk mengetahui seperti apa penilaian serta yang dirasakan masyarakat selama  kepemimpinan pasangan Bupati dan Wakil Bupati ini.

Muncul aneka penilaian dan pendapat dari orang per orang yang ditemui. Pendapat-pendapat tersebut terangkum menjadi sebuah kesimpulan bahwa diperlukan komitmen serius untuk mewujudnyatakan perubahan kearah yang lebih baik lagi.

Penilaian pertama datang dari salah seorang petani di Kecamatan Lintong Ni Huta, J. Sianturi, Sabtu ,(25/1/2020). Ayah 5 anak ini mengaku bahwa kondisi pertanian di Humbahas belakangan ini menurutnya bangkit, bangkit secara imprastruktur dan sarana dan prasarana pertanian. Namun bukan kepada peningkatan ekonomi di sector pertanian. Peralihan tanam menanam dikatakannya justru mengakibatkan roda ekonomi tersendat, karena masyarakat petani terpaksa bertumpu pada hasil tanaman peralihan yang katanya menjanjikan keberhasilan. Akan tetapi realitanya cenderung plus minus.

Pandangan lain juga dikemukakan Derma Sihombing. Penjual jeruk di Pasar tradisional kecamatan Doloksanggul itu mengkeluhkan macet nya sirkulasi ekonomi di kalangan pedagang. Dirinya merasakan bahwa beberapa tahun terakhir ini, daya beli masyarakat cenderung monoton bahkan menurun. Volume permintaan pembeli meningkat ketika lonjakan para perantau dan pendatang. Namun untuk masyarakat local cenderung abstain.

Beranjak dari Doloksanggul, Poltak Manalu penduduk kecamatan Pakkat justru berpendapat lain. Ia menilai bahwa dirinya bersama kelompok masyarakat lain yang berada di Wilayah kecamatan Papatar (Pakkat, Parlilitan dan Tarabintang) merasa kurang diperhatikan pemerintah. Minim nya pembangunan di daerah itu menjadi dasar keluhan masyarakat. Poltak menilai bahwa dirinya tidak melihat perubahan apapun selama kepemimpian Bupati Dosmar Banjarnahor. Dikatakan, sekalipun ada pembangunan di Papatar akan tetapi, kualitas mengkawatirkan. Untuk itu dianya berharap, agar hadir pemimpin baru untuk Humbang Hasundutan yang bersedia memberikan perhatian kepada wilayah Papatar.

Pandangan lain juga disampaikan salah satu tokoh Pemuda, Marusaha Lumban Toruan Kamis,(23/1/2020) kemarin. Menurutnya, tidak terlaksana nya P-APBD Kabupaten Humbahas selama tiga tahun berturut-turut yakni, 2017 – 2019 merupakan sejarah buruk kinerja Pemkab Humbahas. Dampak kinerja buruk tersebut, katanya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kemajuan Humbahas.

Lebih lanjut, Mantan ketua KNPI Humbahas ini berpendapat, Nihilnya P-APBD Humbahas selama 3 tahun menunjukan sebuah gambaran bahwa Bupati Dosmar Banjarnahor tidak mampu dalam hal memimpin sebuah daerah. Selain itu juga menggambarkan ketidakmampuan dalam membangun komunikasi dengan seluruh element masyarakat, khususnya pihak DPRD.

Terpisah, S. Simamora warga jalan veteran Doloksanggul mengaku mengapresiasi semua program yang dilakukan oleh pemerintah yang dikendalikan Dosmar Banjarnahor,SE dan Saut Simamora. Namun dikatakannya, pengapresiasian tersebut hanya merujuk pada program-program semata. Sebab pemerintah menurutnya, belum dapat menunjukan bukti yang real dari hasil program-pragram strategis yang telah digalakkan. Mulai dari jagung, kentang, bawang putih dan padi gogo. Semua program ini menurut Simamora tampak hebat secara visual, namun samar di factualitas.

Pria berusia 29 ini mengaku tidak menginginkan pemerintah yang mengkampanyekan sesuatu hal yang justru mengarah pada pembohongan public. Sebab hal itu merupakan penghinaan terhadap marwah pemerintah itu sendiri atau jati diri daerah yang dipimpinnya. Ia berharap situasi itu dapat berubah, walau harus mengganti Bupati diperiode yang akan datang. (Redaksi/MK)
Share:
Komentar


Berita Terkini