Humas BPODT Dituding Tersandung Kasus Pelecehan Seksual

Editor: metrokampung.com

Tobasa, metrokampung.com
Humas Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) inisial JS alias JMP tersandung kasus pelecehan seksual.

Seorang wanita inisial DM 36, Warga Dusun Lumban Nabolak, Desa Naga Timbul Induk, Kecamatan Bonatua Lunasi, Kabupaten Tobasa, melaporkan JS alias JMP yang juga Humas BPODT ke Polres Tobasa tersandung kasus pelecehan seksual atas dirinya.

Seperti dilansir Waspada, saat ditemui di ruangan PPA Polres Tobasa, pada Selasa (4/1), DM mengaku telah melaporkan JS sejak bulan Juli 2019 lalu.

Dalam kesaksiannya, DM mengaku mengalami pelecehan seksual ketika diminta mengurut (Memijat) JS di rumah kediaman JS, (11/5/2019).

Kronologis Kejadian

“Dirinya (DM) diminta mengusuk (JS), hingga datang ke rumah menjemput. Saya ikut ke rumahnya, akan tetapi suasana di rumah sepi. Sempat kutanya dimana inang (Istri JS), katanya sedang ada kerjaan sebentar ke ladang,” tutur DM.

DM pun langsung mempersiapkan perlekapannya, berdasarkan keterangannya, JS sempat mondar mondar seperti sedang mencari sesuatu. DM lalu menanyakan JS mencari apa.

“JS bilang dia mencari kain, lalu saya melihat ada kain di bekas setrikaan. JS lalu mengambilnya dan akupun mulai mengusutnya. Kami bercerita seperti biasa tentang masalah rumah tangga dan keluargaku”, papar DM.

Usai mengusuk bagian punggung, JS meminta DM agar tidak mengusuk bagian perut dengan alasan masih kenyang karena baru makan. DM kembali mengusuk bagian tangan, tapi lagi lagi JS melarang dengan alasan agar menduluankan bagian pinggangnya.

“JS meminta saya mengusuk bagian pinggang sambil menarik tangan saya ke pinggangnya, sesudah itu dia langsung membuka seluruh sarungnya dengan tiba tiba sampai benar benar telanjang dan meminta saya memegang kemaluannya. Inilah dulu kau pegang inang, katanya samaku”, papar DM menirukan perintah JS.

Lanjut DM, dirinya langsung besar kepala dan gemetar serta membereskan perlengkapannya. JS sempat menanyakan DM mau pergi kemana, namun DM tetap kabur sampai sendalnya tinggal sebelah.

“Saat itu kondisi pintu terkunci tapi kuncinya tergantung, saya langsung berlari menuju pintu dan kabur. Sandal saya sampai tertinggal sebelah tapi saya terus berlari kembali ke rumah dan menceritakan kejadian itu kepada suami saya,” terangnya.

Tidak berselang lama, berdasarkan penuturannya, JS langsung datang ke rumahnya dan meminta maaf kepada suaminya. “Salahlah aku Pak Ben (pangilan suami DM), karena banyak fikiranku lah itu. Janganlah perdalam ya,” ujar DM menirukan ucapan JS.

“Dia datang meminta maaf kepada suami saya, bukan kepada saya. Aku sampai bilang, hanya karena banyak fikiran? Kau fikir aku ini barang? Memang aku butuh uang tapi aku bukan murahan, itu jawabku saat itu,” papar DM. Berdasarkan keterangan DM, keduanya masih kerabat dekat.

“Sebenarnya aku sangat hormat pada JS, dan ini bukan yang pertama kali aku mengusuk badannya, sudah lebih enam kali. Selama ini memang selalu didampingi istrinya. Sejak kejadian itu, jujur saya masih trauma. Belum lagi dampak sosial yang kami alami. Semua kerabat semakin menjauh,” tutur DM sambil menitikkan air mata.

Segera Ditangkap

Demi mendapatkan keadilan hukum, DM meminta agar Polisi segera menangkap JS. “Saya berharap agar dia segera ditangkap, saya kecewa kenapa begitu lambat penanganan hukum atas kasus saya ini,” pungkas DM.

Ketika dikonfirmasi via selluler terkait dugaan pelecehan seksual yang dituduhkan kepadanya, JS mengaku itu hanya fitnah.

“Itu fitnah, fitnah, fitnah, itu fitnah ito. Memang benar saya pernah dipanggil Polisi dan keterangannya sudah saya berikan. Sebenarnya ini merupakan kolaborasi persekongkolan dan ada semi semi pengompasan, uang dan segala macamnya. Kalau sebenarnya itu tidak ada. Jadi itu hanya modus”, terang JS.

Ketika ditanyakan terkait kedatangan JS ke rumah DM untuk meminta maaf, ia mengaku niatnya agar tidak ada salah sangka.

“Artinya, aku datang agar suaminya jangan salah tanggap agar tidak mendengarkan secara sepihak. Saat itu sudah bicara baik baik dan tidak ada masalah. Keesokan harinya dikompor kompori orang dan biasalah masalah di kampung ada politik politik yang bersaing antar partai sebelumnya. Saya tidak ada minta maaf, bahkan upahnya saya berikan dan diterima, saya kasi upahnya 100 ribu".

“Jadi sama sekali fitnah, sama sekali untuk memburuk burukkan saya dari orang orang yang tidak menyukai pola fikir saya. Dan pengaduan itu bukan dari dia, tapi dari salah satu organisasi bernama Laskar Merah Putih. Dan rencanaku, saya akan langsung menuntut balik untuk menjaga nama baik".

Kasat Reskrim Polres Tobasa ketika dikonfirmasi melalui Kanit PPA, Aipda Idris Simangunsong membenarkan adanya laporan dari Laskar Merah Putih atas dugaan pelecehan seksual di Dusun Lumban Nabolak, Desa Naga Timbul Induk, Kecamatan Bonatua Lunasi tertanggal 09 Juli 2019.

“Kasusnya sudah kita tangani, dan sudah kita lakukan pemeriksaan terhadap JS alias JMP. Kenapa prosesnya lambat, kerena hingga saat ini masih kita lakukan proses penyelidikan atas kasus itu. Itu saja”, pungkas Idris Simangunsong. (e/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini