Bupati = Pelayan Publik (Tapi Boong)

Editor: metrokampung.com
Emak-emak yang mendatangi kantor Bupati Labuhan Batu.

Medan, metrokampung.com
Orientasi sosok pemimpin (mulai dari presiden sampai kepala desa, bupati sudah termasuk ya) harus dimake over (diubah total). Bupati bukanlah 'raja' dengan segunung kemudahan dan kenyamanan. Bupati adalah pelayan publik.

Itu muara diskusi dari pegiat sekaligus jurnalis sosial kemasyarakatan, Edi Irawan dan Ketua Ikatan Jurnalistik TV Budi Amin Tanjung,  Rabu (13/5/2020) Subuh di Medan. Mereka berdua puluhan tahun eksis di dunia sosial kontrol. 

 Cukup kredibel menjadi literasi menyoal sikap Bupati Labuhan Batu Andi Suhaimi  Dalimunthe yang menghindari kerumunan emak-emak saat bertandang ke kantornya, Senin (12/5/2020) lalu. Padahal, belasan emak-emak itu hanya mau bilang, mereka lapar karena dampak corona virus.

"Bupati itu harus bisa menjadi pelayan yang baik bagi setiap orang. Bukan cuma kepada bawahan, tapi bahkan kepada masyarakat. Ini kok kayak alergi ketika digeruduk rakyatnya, ada apa?"urai Edi, bak seorang filosof muda.

 Mantan Ketua IJTi Sumut ini beranggapan, ketika melayani masyarakat, bupati seharusnya merasa seperti melayani diri sendiri. Tujuannya, memotivasi yang lain, bahkan dirinya sendiri.

 Edi melanjutkan, motivasi akan menumbuhkan keterikatan yang kuat antara atasan dan bawahan.  Ini berdampak  positif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab karena sefaham dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"Hasilnya, pelayanan yang diberikan pastilah maksimal. Artinya, dalam kasus menjauhi kerumunan emak-emak, Bupati Labuhan Batu Andi Suhaimi merupakan pelayan publik yang buruk dan tidak memiliki komitmen memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Selain itu, bupati bisa dipastikan tak sefaham dengan staf serta bawahannya,"kata Edi, panjang lebar tapi sempat nyengir seperti ngenyek.

 "Kalau begini, kapan rakyat bisa sejahtera hidiupnya. Tak usahlah sejahtera, paling tidak mencukupi, tidak kelaparan kayak emak-emak itu saja, rakyat sudah senang dan sangat bersyukur," sambungnya.

 Lain Edi, beda pula kaca mata Budiman Amin Tanjung, memandang sikap Andi Suhaimi.  "Berbaik sangka aja pak bupati jangan cemen kali, sikit sikit ditunggangi, apapun alasannya ibu-ibu itu rakyatmu pak bupati, tunjukkan rasa empatimu agar para ibu-ibu itu bisa berbalik menjadi pendukung setiamu." tulis Budi diakun facebooknya.

 Pria asal Tapanuli Tengah ini lebih meledak-ledak. Dia seolah kesal, belasan emak-emak diperlakukan Andi Suhaimi, kayak gitu. Mana lagi laper, sembako entek  (habis) nang omah, becek, loh kok lari jadi kayak lagunya Cinta Laura ya?

 Sebelum lupa, diskusi usai dua rakaat Subuh dan berdoa ini terselenggara secara virtual di rumah masing-masing dengan menjaga jarak serta sesuai protokol Perwal (wajib masker). (rel/dra/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini