Disangka Teman Ternyata Rampok, Mantan Pegawai BKD Siantar Dipukuli Lalu Disekap

Editor: metrokampung.com
Ceceran darah di dalam kamar Indra Bakti Lubis. Insert: Polisi dan Indra saat melakukan olah TKP.
Siantar, metrokampung.com
Niat baik Indra Bakti Lubis (62) memberi tumpangan kepada teman berujung bencana. Ternyata pria yang pernah dikenalnya baik itu adalah perampok sadis.
Tak hanya dirampok, Indra Bakti juga dipukuli hingga berdarah-darah, sedangkan kakaknya diancam parang lalu disekap.

Aksi brutal terjadi di kediaman pegawai BKD Pemko Siantar tersebut, di Jalan Ringroad Nagahuta, Kelurahan Setia Negara, Siantar Sitalasari, Selasa (28/7/2020) malam.

Informasi dihimpun, Sabtu (1/8/2020) Indra mengenal pelaku cukup baik karena sering bertemu dan ngopi bareng di warung kopi di seputaran stasiun kereta api Pematang Siantar.

“Pelakunya marga Manik dan biasa dipanggil dengan gelar Pak Best. Ciri-cirinya badan tegap dan rambut cepak. Kampungnya di Sidamanik dan terkadang sering ke tempat ceweknya kos-kosan Jalan Mataram 1. Dia biasanya kerja jadi supir mobil pengangkut buah,” sebut Indra, di Mapolres Pematang Siantara, Sabtu (1/8/2020) sekira pukul 14.00 Wib.

Menurut Indra, Senin (27/7/2020) sore, ia dan pria tersebut masih sempat bertemu ngopi bareng di salah satu warung di belakang Cafe Merah Putih, Jalan Kartini Bawah, arah Stasiun Kereta Api.

Setelah bertemu selama 5 menit ngopi bareng di warung. Pria tersebutberanjak pergi meninggalkannya, sedangkan Indra tetap bertahan di warung.

Karena malam itu hujan deras, Indra mengaku takut pulang karena rumahnya berada di kawasan sepi dari pemukiman warga.

“Aku pun begadang lah di warung menunggu pagi,” jelas Indra.

Keesokan harinya, Selasa (28/7/2020) pagi, Indra yang mengendarai Honda Grand, bermaksud pulang ke rumah. Namun, saat melintas di depan loket Indah Taksi yang berdekatan dengan Stasiun Kereta Api, secara tak sengaja ia pun bertemu pria tersebut di pinggir jalan.

“Waktu itu ditanyanya aku, ‘Mau ke mana?’, langsung ku jawab, Mau pulang ke rumah. Jadi, dia minta ikut sekalian ingin numpang istirahat tidur di rumah ku,” lanjut Indra.

Karena merasa sudah mengenal pelaku sejak lama, Indra pun bersedia memberikan tumpangan lalu membonceng pria itu menuju rumahnya.

“Kami sampai dirumah sekitar jam 07.00 Wib. Sampai di rumah dia kelaparan dan minta tolong dimasakkan mie,” bebernya.

Setelah sarapan mie instan berdua, pria tersebut langsung istirahat tidur di kursi sofa ruangan tamu rumahnya.

Saat itu, Indra sempat mengingatkan pria tersebut agar tidak berlama-lama tidur, lantaran dia hendak menjemput kakaknya Wilda Lubis dari rumah keluarga mereka di daerah Timbang Galung, sekira jam 09.00 WIB.

Namun ternyata, sebelum jam 09.00 Wib, Wilda sudah lebih dulu pulang ke rumah. Lantaran masih mengantuk, Indra langsung beranjak masuk ke kamarnya untuk tidur.

Tak lama kemudian, pria itu terbangun dari tidurnya, lalu beranjak ke arah kamar mandi.

“Karena dengar suara air berisik dari arah kamar mandi, saya pun terbangun terus keluar dari kamar. Di situ dia baru saja selesai cuci muka, trus minta diambilkan handuk,” sebutnya.

Ternyata, permintaan tersebut hanya upaya mengalihkan perhatian Indra. Saat Indra berjalan hendak mengambil ke kamar, pelaku langsung membekap Indra dari belakang, lalu menggiringnya masuk ke kamar.

“Aku sempat melawan, tapi langsung dipukulinya. Leher saya terus dicekik sampai susah bernafas,” jelasnya.

Karena Indra terus mencoba melawan, pria itu makin kalap lalu membenturkan kepala Indra ke lantai kamar. Akibatnya, darah segar pun mengalir dari kepala Indra.

Pergelutan keduanya menimbulkan suara berisik sehingga mengundak kakak Indra, Wilda mendatangi kamar adiknya itu.

Namun, begitu sampai di pintu kamar Indra, pelaku langsung menyambut Wilda dengan ancaman parang.

“Gabis diancamnya pakai parang, dia menggiring saya masuk ke kamar. Di situ adikku (Indra) sudah keadaan ngorok dan banyak darah di lantai kamar. Lalu pelaku mengurung kami berdua dengan mengunci pintu kamar,” timpal Wilda diamini Indra.

Saat itulah, pelaku menggerayangi seluruh kediaman Indra. Setelah mengambil barang-barang berharga, pria itu kemudian pergi dari rumah, meninggalkan Indra dan kakaknya terkurung di dalam kamar.

Keduanya pun coba meminta pertolongan dari warga dengan berteriak. Hampir satu jam terus berteriak, tak seorang pun datang kepada mereka.

“Untung ada orang lewat. Langsung datang dia ke rumah, tapi tak bisa masuk ke rumah karena dikunci,” ungkap Indra.

Akhirnya, mereka sepakat membuka paksa pintu kamar. Setelah pintu terbuka, Indra yang telah tidak berdaya bersama kakaknya Wilda Lubis, langsung dibawa warga keluar rumah.

Selanjutnya, warga yang kebetulan sopir Angkot Siantar Bus, langsung melarikan Indra Bakti Lubis untuk berobat ke RS TNI-AD Siantar. Akibat penganiayaan tersebut, kepala Indra Bakti Lubis harus mendapat 30 jahitan.

“Pelaku juga mengambil uang kontan Rp 2,5 juta dari kantong celana yang sapa pakai, hape Xiaomi sama 3 cincin emas. Saya berharap polisi secepatnya dapat menangkap pelaku yang sangat saya kenali ini,” pungkas Indra.

Kanit SPKT Aiptu Saiful Bahri, membenarkan pihaknya telah melakukan olah TKP, setelah menerima pengaduan dari pihak keluarga Indra.

“Saat ini Indra masih dimintai keterangan bersama saksi-saksi dan menyelidiki pelakunya,” kata Saiful. (in/dra/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini