Penghargaan Indonesia CSR Award (ICA) 2020 Kepada PT. TPL,Tbk Dituding Berlebihan, GTA 54: Sebaiknya Tim Penilai Harus Kros Cek Lapangan

Editor: metrokampung.com


Toba, metrokampung.com
Penerapan ISO 26000:2013 menjadi Siarat utama pada pagelaran ICA 2019 dalam kontestasi peraihan platinium award.  

Badan Standardisasi Nasional dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan melaksanakan kontestasi guna mendapatkan predikat itu. "Hal ini diungkapkan Firman Sinaga kepada sejumlah wartawan pada Rabu (11/11/2020). 

Menurutnya, ICA ke-6 adalah ajang yang digelar setiap 3 tahun sekali itu, yang memiliki parameter penilaian yang sangat ketat. Menerapkan standart SNI ISO 26000:2013, ICA 2020 dalam penilaiannya terhadap puluhan perusahaan yang berpartisipasi berdasarkan triple bottom line yang meliputi lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Tim penilai menerapkan sistem online sehingga berbagai data yang dimiliki oleh sebuah perusahaan yang turut berpartisipasi dalam ICA 2020 dimiliki oleh tim penilai tidak hanya dalam bentuk hard copy saja.

"Ditegaskanya, peran serta aktif dari berbagai perusahaan yang turut berpartisipasi dalam ICA ke-6 untuk memberi masukan dalam penyusunan standar internasional maupun perbaikannya penting dilakukan bagi penyempurnaan ISO 26000 itu sendiri.

Fhoto Dokumen: Firman Sinaga

Karena ICA adalah sebuah event yang men-endorse banyak perusahaan diberbagai bidang untuk bisa melaksanakan berbagai program secara baik dan benar demi terwujudnya SDG's atau tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

Firman Sinaga yang juga juru bicara Gerakan Tuntut Acta '54' menyoal penghargaan yang diterima PT Toba Pulp Lestari, Tbk, soal penghargaan Indonesia CSR Awards (ICA) 2020. 

TPL dinilai tidak layak menerima penghargaan tertinggi (platinium awards) dikarenakan sebagian program yang diajukan pada ICA 2020 masih menggunakan Dana Community Development (CD), dan bukan menggunakan dana CSR. 

Masyarakat sekitar juga dinilai masih kurang menikmati kehadiran perusahaan raksasa tersebut. 

"Dana CD adalah milik masyarakat, sementara CSR adalah tanggung sosial perusahaan sebagaimana amanah UU Nomor 40 Tahun 2007. 

"Tak pantas TPL menerima penghargaan itu, jika untuk program Desa Sopo Lestari  menggunakan dana 'CD' "ungkapnya.

Ia menjelaskan, setelah dilakukan investigasi dilapangan, Sopo Lestari adalah Sopo Godang HKBP Pangombusan, yang merupakan aset HKBP, dan telah diserah terimakan TPL kepada HKBP. Sopo Lestari juga dikelola oleh pihak HKBP,  tentu incamnya juga untuk HKBP.

Untuk pembangunan Sopo Lestari atau Sopo Godang HKBP Pangombusan, PT.  TPL,Tbk menggolontorkan dana CD sekitar Rp.1,9 miliar.

Dirinya mempertanyakan, bagaimana pertimbangan pihak pengelola dana CD TPL, untuk meloloskan anggaran sepantastis itu hanya untuk pembangunan sopo tersebut. 

"TPL tengah melakukan pembohongan pada tiga program yang diusulkan guna meraih Platinium Awards pada ICA 2020. Penghargaan itu sangat tidak layak diterima oleh TPL, masih banyak pembohongan lain yang dilakukan oleh TPL," tegasnya. 

Humas TPL, Juliandri Hutabarat saat ditemui wartawan pada guest house PT, TPL, Tbk pada jumat (13/11/2020) mengatakan, Sopo Lestari merupakan nama program di internal TPL. Sopo Lestari adalah Sopo Godang HKBP Pangombusan, salah satu program TPL yang menerima penghargaan ICA 2020. Ditanyakan soal pengelola Sopo Lestari, terang Hutabarat.

"Soal tudingan GTA 54 yang menyatakan TPL tidak layak mendapat penghargaan tertinggi pada ICA 2020, pihaknya dapat berterima. Namun menurutnya, tidak ada kesalahan dalam penghargaan platinium awards tersebut. 

Kalau GTA 54 menilai TPL tidak layak menerima penghargaan ICA 2020, tidak masalah dan kami dapat menerima. Berarti masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki oleh TPL," imbuhnya.

Masih Juliandri, pembangunan Sopo Lestari bersumber dari Dana CD menelan anggaran sekitar Rp.1,9 miliar. Bangunan tersebut diperuntukkan untuk kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan individual. Katanya lagi, CSR dan CD tidak ada bedanya. 

"Kalau pembangunan Sopo Lestari menggunakan Dana CD TPL, apakah ada salahnya?  Bangunan itu untuk masyarakat dan diserahkan kepada HKBP. Terima kasih atas kritik masyarakat, dan kami menghargainya, karena kawan-kawan masih memberikan perhatiannya," imbuhnya. (rel/mk)

Share:
Komentar


Berita Terkini