Pukat Trawl Kian Merajalela, Nelayan Tradisional Menjerit

Editor: metrokampung.com
Kapal nelayan.

Tanjungbalai, metrokampung.com
Kapal pukat trawl atau pukat bekantong di Perairan Selat Malaka kian merajalela. Nelayan kecil atau tradisional di peraian Selat Malaka, khususnya Tanjungbalai-Asahan dan Batu Bara menjerit tak dapat ikan, hal ini justru sudah berlangsung lama seolah aktifitas pukat trawl tersebut diduga dilegalkan, tanpa ada tindakan dari aparat penegakan hukum.

Selanjutnya, Maulana Juang Harahap SH selaku Ketua Dewan Pimpinan Cabang Lembaga Aspirasi Masyarakat Indonesia (DPC LAMI) Kota Tanjungbalai, meminta kepada aparat penegak hukum supaya menindak tegas pengguna pukat trawl (pukat tarik harimau) yang ingin memperkaya diri sendiri tanpa memikirkan nasib nelayan kecil.

Ketua Nusantara Coruption Watch (NCW) Sumbagut, Hasan Siagian SH juga meminta kepada pihak yang terkait supaya menghentikan usaha pukat trawl tersebut, karena sudah meresahkan bagi nelayan nelayan kecil.

“Saya minta lagi supaya pihak yang berkompeten untuk turun langusung menghentikan usaha ini. Kasihan para nelayan nelayan kecil, Mereka mengkais rezeki bukan untuk mengambil keuntungan banyak tetapi hanya untuk mencari biaya kebutuhan rumah tangga,” tegas Hasan.

Hasan berharap kepada aparat penegak hukum dan Dinas Perikan Kota Tanjungbalai, serta Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kabupeten Asahan jangan tutup mata, terkait nasib nelayan kecil.
 
“Tangkap kapal-kapal pengusaha pukat trawl,” tutupnya.

Sementara itu Kepala Unit Palayanan Terpadu Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (UPT-PSDKP) Kabupaten Asahan, Hartato Satwas saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Rabu (09/02/22).

“Saya di Kantor PSDKP ini baru saja, Saya di sini awal Januari 2022 menggantikan kawan yang pindah tugas, begitupun informasi itu sudah saya sampaikan ke Pelabuhan Belawan di Medan dan akan ditindak lanjuti. Kita akan pantau yang namanya pukat trawl/ pukat harimau atau pukat bekantong. Saya berterimakasih udah membantu memberitakan pukat trawl ini dan akan kita tindak lanjut nanti bersama Bakamla,” ucap Hartato.

“Nanti setelah kita tangkap kapalnya akan kita bawa ke Belawan di Medan, karena kalau di sini kita buat takutnya nanti kapal tersebut dibakar oleh kelompok yang bersangkutan, dan alhasil nanti barang buktinya tidak ada lagi yang akan di bawa ke Belawan,” tutup Hartato. (EP/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini