![]() |
Sekdakab Langkat, H. Amril, S.Sos, MAP |
Langkat, Metrokampung.com
Plt Bupati Langkat H.Syah Afandin SH (Ondim) membuka Rembuk Stunting Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2023, bertempat di Jentera Malay Rumah Dinas Bupati Langkat, Rabu (2/8/2023).
Dalam kesempatan itu, Sekdakab Langkat H.Amril,S.Sos,M.AP memaparkan tema pada Rembug Stunting itu adalah : " Melalui Kenvergensi Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi Untuk Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas Menuju Langkat Yang Maju, Sejahtera dan Religius."
Salah satu upaya yang harus kita entaskan, terutama karena masuk pada misi ke- 2 Bupati Kabupaten Langkat 2019-2024, dimana sesuai dengan data prevalensi stunting tahun 2022 kita bisa melihat grafiknya trennya menurun, baik itu dari riset kesehatan dasar atau elektronik penurunan cepat masyarakat, maupun dari hasil survei SGP atau survei status di balita Indonesia.
"Jika dibandingkan tahun 2021 dari ketiga survei yang dilakukan, terjadi penurunan yang cukup signifikan. Yang terakhir adalah survei strategi bahasa Indonesia yang tahun 2021 kita berada di posisi 31,5%, di tahun 2022 menjadi 18,60%," jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskannya pula, sudah ada contoh desa-desa yang tingkat stuntingnya cukup tinggi. Ya, contohnya Desa Alur Melati Kecamatan Sawit Seberang adalah desa dengan tingkat persentase preferensi stunting yang paling tinggi, yaitu 28,57%.
Kemudian, Desa Kuala Serapuh Kecamatan Tanjung Pura dan Desa Sirapit di Kecamatan Sirapit. Ini tiga desa dengan urutan tertinggi tingkat stuntingnya.
Sementara itu, Plt Bupati Langkat H.Syah Afandin SH (Ondim) dalam sambutannya menyampaikan bahwa stunting menjadi permasalahan nasional yang berdampak luas dan berjangka panjang terhadap kualitas sumber daya manusia selain kesehatan, dimana dapat mengganggu pertumbuhan otak dan metabolisme tubuh dan kedepannya pasti akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Kabupaten Langkat telah berhasil menurunkan prevalensi stunting tahun 2022 sebesar 18,60% dari target 27,64%.
Sementara itu, Plt Bupati Langkat H.Syah Afandin SH (Ondim) dalam sambutannya menyampaikan bahwa stunting menjadi permasalahan nasional yang berdampak luas dan berjangka panjang terhadap kualitas sumber daya manusia selain kesehatan, dimana dapat mengganggu pertumbuhan otak dan metabolisme tubuh dan kedepannya pasti akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Kabupaten Langkat telah berhasil menurunkan prevalensi stunting tahun 2022 sebesar 18,60% dari target 27,64%.
Namun, dia berharap agar jangan cepat merasa berpuas diri, tapi tetap harus menindak lanjuti instruksi Presiden untuk mencapai target nasional tahun 2024 sebesar 14%.
"Untuk itu saya pun menginstruksikan kepada seluruh tim percepatan penurunan stunting Kabupaten Langkat agar lebih serius dan bekerja keras," imbuhnya.
Lebih lanjut dia meminta kepada Bappeda dinas PPKB dan PPA serta Dinas Kesehatan sebagai leading sektor untuk mengawal semua program kegiatan konvergensi penurunan stunting dari seluruh perangkat daerah serta desa dan kelurahan, dimana anda 165 desa/ kelurahan yang telah ditetapkan sebagai lokasi fokus stunting yang menjadi catatan untuk fokus intervensi spesifik dan sensitif dengan beberapa fasilitas yang dapat digunakan, seperti aplikasi PSC 119 yang melayani ambulans dan menyampaikan informasi kesehatan, termasuk stunting. (BD)