![]() |
Kades Secanggang, T. Syaiful Anhar |
Langkat, Metrokampung.com
Secanggang adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat. Walaupun kecil, tapi desa ini adalah desa yang bersejarah, baik dari sejarah berdirinya Kesultanan Langkat, maupun dari sejarah perjuangan rakyat dalam melawan pasukan bala tentara kolonial Jepang.
"Nah, banyaknya permasalahan (bom waktu-red) yang ditinggalkan Kades dan Pj. Kades serta oknum pejabat Langkat terdahulu tak menyurutkan langkah dan semangat kerja saya dan staf untuk membangun desa Secanggang dalam mengejar ketertinggalannya dari desa-desa yang lain di Kecamatan Secanggang," ujar Kades Secanggang, T. Syaiful Anhar.
Pernyataan polos tersebut disampaikan T. Syaiful Anhar saat mengawali pembicaraan dengan para awak media, Sabtu (9/11/2024), di kediamannya, di dusun Tanah Tinggi, Secanggang.
Ditegaskannya, Desa Secanggang ini sejak sebelum merdeka memang selalu menjadi buah bibir oleh banyak pihak, baik itu VOC atau Belanda maupun Jepang. Dan jauh sebelum itu, Desa Secanggang juga disebut- sebut dalam sejarah berdirinya kerajaan Langkat.
"Jadi, janganlah kita heran kalau Secanggang selalu dijadikan objek pencitraan dan sekaligus objek 'balas dendam' penjajah, yang mana kemudian dilanjutkan pula oleh para oknum pejabat orde baru dan oknum pejabat yang ada saat ini. Karena dendam- dendam itulah rumah Datuk Amar dibakar, dan di zaman "Orde Baru" ibukota kecamatan pun dipindahkan dari desa Secanggang ke Hinai Kiri," lanjutnya.
Yang lebih menyakitkan lagi, tegasnya, pertempuran para pejuang dan warga desa Secanggang yang heroik pun tak pernah atau tak tercatat dalam sejarah perjuangan.
Yang terekam dan dicatat hanya Secanggang sebagai sarangnya DI-TII dan PKI.
Yang terekam dan dicatat hanya Secanggang sebagai sarangnya DI-TII dan PKI.
"Sementara keberadaan NU dan Al Wasliyah di desa Secanggang terlupakan dan ikut dibenamkan," ujarnya lagi dengan nada yang kecewa.
Karena itu, menurut mantan Ketua GP. Ansor Langkat di era tahun 1980-an itu, kedatangan Ketua DHD-'45 Sumut, Mayjend.TNI (Purn) Muhammad Hasyim ke desa Secanggang, Sabtu, (2/11/2024) yang lalu dalam rangka memancangkan Bendera Merah Putih di pusara Alm.Bapak/Atok Ibrahim dan meresmikan pemugaran Pilar Monumen Perjuangan di dusun Tanah Tinggi desa Secanggang adalah pengakuan bahwa warga desa Secanggang pernah ikut berjuang untuk memerdekakan Indonesia.
"Saat ini, anak, cucu ataupun cicit dari DI-TII, PKI, Al-Wasliyah da NU sudah membaur dan siap membangun bersama pemerintah. Karena itu, jangan lagi diobok-obok oleh pihak luar.
Kalau oknum mandor PT. BE terus aktif bermain politik di desa Secanggang, maka bisa-bisa nanti sebagian wilayah dari desa Secanggang berpindah tangan lagi ke oknum PT. BE, seperti kasus tanah KUD- Mina desa dan hilangnya lapangan bola desa Secanggang di dusun Tanah Tinggi ini," pungkas T. Syaiful mengakhiri perbincangan tersebut. (BD)
Kalau oknum mandor PT. BE terus aktif bermain politik di desa Secanggang, maka bisa-bisa nanti sebagian wilayah dari desa Secanggang berpindah tangan lagi ke oknum PT. BE, seperti kasus tanah KUD- Mina desa dan hilangnya lapangan bola desa Secanggang di dusun Tanah Tinggi ini," pungkas T. Syaiful mengakhiri perbincangan tersebut. (BD)