![]() |
Ratusan masyarakat demo di depan Pabrik Kelapa Sawit milik PT Jaya Palma Nusantara, karena menimbulkan dampak lingkungan.yang buruk . |
Gebang-metrolangkat.com
Ratusan warga yang mengatas namakan dari Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan, menggelar aksi demo besar-besaran di Pabrik Kelapa sawiit milik PT Jaya Palma Nusantara (JPN), yang berada Kelurahan Pekan Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat, Jumat (09/02), siang.
Ratusan masyarakat dari aliansi tersebut, tidak lain merupakan masyarakat dari Kecamatan Gebang, yang terdiri dari kaum petani dan kaum nelayan. Sebelum melakukan aksi, massa yang berjalan sempat memacetkan Jalinsum di Kecamatan Gebang. Massa berorasi dengan berteriak dan membentangkan foster-foster hujantan kepada PT JPN.
Menurut Agus Syahrial selaku Koordinator aksi didampingi Dulkarnes selaku Sekretaris Aliansi kepada Metro Langkat, Jumat kemarin, pihak PT Jaya Palma Nusantara segera untuk menghentikan operasional pabriknya. Mereka menilai, PT JPN sangat tidak fair dalam melaksanakan pengelohan kelapa sawit, dimana keberadaan tersebut barada ditengah-tengah masyarakat, dan sangat mengganggu masyarakat.
Diantaranya, polusi udara yang berdampak lingkungan, diakibatkan dari asap pabrik yag corongnya terlalu pendek atau tidak tinggi, yang mengakibatkan aktifitas warga menjadi terganggu, Kemudian limbah pabrik tidak dikelola dengan baik, yaitu dengan mengeluarkan begitu saja limbah dialiran sungai (paluh) yang ada di sekitarnya, sehingga terjadi pencemaran bagi habitat yang ada disungai maupun di sekitarnya.
Yang anehnya lagi menurut mereka, sebelum adanya Pabrik kelapa sawit PT JPN, terdapat parit atau saluran air milik Pemerintah Profinsi, akan tetapi parit tersebut sudah di tutup untuk kepentingan pakbrik.
Warga juga menilai, Pabrik PT JPN tidak memilki kebun kelapa sawit, sebagai mana syarat mendirikan pabrik kelapa sawit, sesuai dengan Permentan No 98 tahun 2013, serta meminta Pemerintah menilik kembali izin pengolahan kelapa sawit yang dikeluarkan.
"Ya, pabrik JPN itu harus ditutup, karena berdampak lingkungan,"sebut Agus Syahrial dan Dulkarnes.(ml/simon)