Bupati Samosir Resmi Buka Festival Gondang Naposo

Editor: metrokampung.com
Foto bersama Peserta Festival Gondang Naposo.

Samosir-Metrokampung.com
Bupati Samosir Drs Rapidin Simbolon MM Resmi buka Festival Gondang Naposo, Jumat (27/04), di pantai Pasir Putih Tanda Rabun.

Pada pembukaan Festival Gondang Naposo tersebut, turut hadir, Bupati Samosir, Rapidin Simbolon, Wakil Bupati, Juang Sinaga, Ketua DPRD Samosir, Rismawaty Simarmata, Kapolres Samosir, AKBP Agus Darojat, Kejari Samosir, Edward Malau, Kepala Dinas Pariwisata Denpasar, Dezire Mulyani. Kepala Bappeda, Rudi Siahaan, Kepala Dinas Pendidikan, Rikardo Hutajulu, Kepala Dinas Koperindag, Viktor Sitinjak, pimpinan SKPD, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tamu undangan yang hadir.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir Ombang Siboro dalam laporannya mengatakan, festival gondang naposo merupakan event kedua dari rangkaian Horas Samosir Fiesta(HSF) 2018.

“Festival gondang naposo akan dilaksanakan selama dua hari, yang diikuti 16 Kontingen dari berbagai sanggar seni baik dari dalam maupun luar Samosir. Dengan memperebutkan total hadiah puluhan juta rupiah dan tambahan uang transport serta hadiah hiburan lainnya kepada para peserta festival,”kata Ombang Siboro.

Bupati Samosir Drs Rapidin Simbolon MM dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kehadiran rombongan peserta dan tamu undangan lainnya. Begitu pun, sangat mengapresiasi semangat dan perjuangan dinas pariwisata Samosir dalam penyelenggaraan festival.



“Tahun 2018, Pemkab Samosir juga akan memberikan sentuhan dan perhatian untuk pembenahan Pantai Tanda Rabun. Dan berharap kerjasama dari masyarakat dan OPD Samosir untuk mewujudkan Samosir sebagai destinasi wisata bertaraf Internasional,”kata Bupati Samosir.

Bupati Samosir juga menambahkan bahwa, Pemkab Samosir juga berkomitmen menjaga dan melestarikan peninggalan nenek moyang terdahulu.

"Pemkab Samosir berkomitmen menjaga dan melestarikan keindahan alam, budaya maupun Danau Toba,”ujarnya

Adapun tujuan event tersebut yakni sebagai media pementasan tradisional yang mempertemukan para pemuda-pemudi batak yang belum mendapatkan jodoh. Yang berasal dari perwakilan kecamatan, kelurahan, desa, maupun kelompok masyarakat.(horas/ton's/simon)
Share:
Komentar


Berita Terkini