![]() |
TANPA PLANK : Proyek pembangunan drainase dijalan provinsi Yos Sudarso Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai dikerjakan tanpa papan plank, Jumat (27/4). |
TANJUNGBALAI-METROKAMPUNG.COM
Proyek drainase tanpa papan plank ditemukan di Jalan Yos Sudarso Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai. Amatan metrokampung.com, Jumat (27/4), pekerjaan proyek itu adalah pembangunan drainase menggunakan Riol atau gorong-gorong di jalan provinsi sepanjang Jalan Yos Sudarso mulai Kelurahan Pematang Pasir sampai Kelurahan Perjuangan Kecamatan Teluk Nibung Tanjungbalai. Diperkirakan anggaran biaya proyek tersebut mencapai miliaran rupiah sesuai volume dan panjang proyek itu hampir 1 kilometer.
Akibat proyek itu, aktivitas warga disepanjang jalan provinsi itu terganggu, ditambah lagi mengakibatkan arus kendaraan macet. Belum lagi menimbulkan abu menyelimuti daerah tersebut. Anehnya, sistem pekerjaannya tidak beraturan sehingga berdampak pada aktivitas warga mengingat lokasi itu merupakan transaksi jual beli hasil perikanan di Tanjungbalai.
A. Fadli (40) warga setempat mengatakan bahwa proyek itu sudah berlangsung sekitar 3 minggu namun tidak diketahui ada papan planknya. Dikatakannya, pekerjaan proyek itu juga seperti asal bangun tanpa perhitungan. Pasalnya, pekerjaan proyek itu tidak memperhitungkan dampak nya terhadap masyarakat setempat.
"Kita gak tau jenis pekerjaan proyek ini. Planknya pun tak ada. Kerjanya juga kayak asal asalan, sebentar gali sini, tinggalkan. Baru gali disana lagi. Gak langsung dibereskan satu satu kerjanya. Seperti tidak memikirkan dampaknya, padahal jalan ini padat aktivitas, " ucap Fadli.
Menurutnya, seharusnya proyek itu harus ada plank nya supaya warga tidak bertanya-tanya dan tahu memantau proses pelaksanaan nya. Padahal sambungnya, biaya pekerjaan proyek itu diperkirakan miliaran rupiah. "Kalau dilihat dari volume pekerjaan, anggaran proyek ini bisa milliaran rupiah, tapi tidak ada planknya. Bagaimana kita memantaunya, " ucap Fadli diamini Toufik (45) dan Said (55) warga lainnya.
Dan yang lebih membingungkan dikatakan mereka, saat pekerjaan awal penggalian untuk pembangunan drainase itu yaitu, pihak pelaksana menjual tanah galian tersebut. "Anehnya kita lihat kok bisa tanah galian diperjualbelikan ke pihak lain. Apakah memang seperti itu prosedur nya, " cetus Taufik.
Selain itu lanjutnya, sejak adanya proyek itu, sepanjang jalan provinsi itu yang merupakan tempat jual beli hasil perikanan di Tanjungbalai dipenuhi abu, namun tidak ada perhatian pihak kontraktor untuk menyiram. Ditambah lagi arus lalu lintas jalan provinsi itu selalu macet total. Untuk itu diharapkannya sikap pemerintah baik Pemko Tanjungbalai maupun Pemprovsu untuk memperhatikan permasalahan tersebut.
" Kami meminta pengawasan pemerintah dalam proses pelaksanaan proyek ini. Mudah mudahan melalui pemberitaan koran ini Pemerintah Provinsi Sumut bisa mengetahui kondisi ini, " pungkas warga menanggapi jika proyek itu merupakan proyek dari APBD Provsu. (silaban/simon)