Sekuriti PTPN lV Berangir Dianiaya Oknum Marinir

Editor: metrokampung.com
Wahyudi Sekuriti PTPN4 kebun Berangir, Kecamatan NA IX-X, Labura babak belur diduga dianiaya 2 oknum Marinir.

RANTAU -METROKAMPUNG.COM
Seorang sekuriti PTPN lV kebun Berangir, Kecamatan NA IX-X, Labuhanbatu Utara, babak belur diduga dianiaya dua oknum TNI AL, Kamis (26/4) di Afdeling V kebun Berangir sekira jam 17.00 wib.

Akibat tindakan kekerasan itu, menyebabkan Wahyudi (50) satpam yang bertugas di Afdeling V, Kebun Berangir ini terpaksa harus diopname di RS Elfi Azis jalan WR Supratman, Rantauprapat karena luka di beberapa bagian wajahnya.

Menurut pria yang sudah bertugas selama 12 tahun menjaga kebun milik BUMN itu, dia kurang mengetahui pasti penyebab peristiwa itu.

Serta, perihal pemicu tindak kejahatan K dan C, kedua oknum Marinir yang di-BKO-kan di sana terhadapnya. Tapi, dia curiga dan mengakui, kalau salah cara memanggil seorang oknum Marinir lainnya bernama H.

"Saya sebelumnya memanggil dengan nama, tidak pakai Pak. Mungkin dia (H, red) mengadukan itu ke kedua temannya. Dan, kedua temannya itu menganiaya saya," ungkap Wahyudi.

Dia menduga, kedua oknum tersebut menganiayanya dengan memukulkan sejumlah benda keras ke wajah dan kepalanya. Ayah 4 anak ini pun, akhirnya mengalami beberapa luka di wajah dan mata.

"Mungkin saya dipukul pakai batu," paparnya.

Sedangkan pihak manajemen PTPN lV kebun Berangir menyayangkan insiden itu dan berupaya akan menyelesaikan persoalan dengan solusi terbaik.

Asisten SDM PTPN lV Kebun Berangir, Michael Sakti Purba dikonfirmasi wartawan, Jumat (27/4) melalui ponsel pribadinya mengakui peristiwa itu.

"Masalah pribadi, masalah sepele. Kita menyangkan terjadinya," kata Michael.

Setelah insiden, pihaknya langsung berkordinasi dengan Danyon dan kemudian menarik kedua oknum Marinir tersebut.

"Sudah ditarik dan atasan oknum mengatakan akan menyelesaikan persoalan dan akan dipertanggungjawabkan," bebernya.

Sedangkan pihak manajemen PTPN lV kebun Berangir bertanggungjawab untuk kesehatan korban.

"Untuk pengobatan akan diselesaikan secara baik," jelasnya.

Michael juga mengatakan, persoalan itu menjadi perhatian pihaknya. Selain itu, dia juga menambahkan, manajemen perkebunan kelapa sawit itu menerima sebanyak 11 orang personil TNI dan Polri.

Alasan mem-BKO-kan oknum sejumlah itu, karena faktor luasan geografis areal perkebunan dan tingkat kerawanan tindak kejahatan pencurian buah sawit.

"Untuk menekan pencurian sawit," tandasnya. (sw/simon)
Share:
Komentar


Berita Terkini