Kadis Peternakan Karo Himbau Warga Untuk Menguburkan Ternak Babi Yang Mati Untuk Menghindari Penyebaran Wabah Virus Semakin Luas

Editor: metrokampung.com
Bangkai babi yang dibuang sembarangan oleh warga ditemukan petugas dipinggiran jalan Lingkar Kabanjahe.

Karo, metrokampung.com
Virus demam pada babi atau hog cholera yang menyerang ternak babi milik warga di Kabupaten Karo, diperkirakan sudah mebyebar ke beberapa daerah. Ironisnya babi yang mati bukannya dikubur malah dibuang di tepi jalan dan aliran sungai.

Hal ini didapati saat Dinas Pertanian dan Peternakan Karo, melakukan penyisiran di titik-titik jalan yang sesuai informasi adanya pembuangan bangkai babi tersebut. Salah satunya di Jalan Lingkar, Kelurahan Lau Cimba, Kecamatan Kabanjahe, Senin (25/11/2019) pagi.

Dipinggir jalan bangkai babi dibuang begitu saja, dan terlihat sudah membusuk dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Bukan di tepi jalan saja, bangkai babi juga dibuang di aliran sungai. Sedikitnya sebanyak 5 ekor bangkai babi ditemukan di sepanjang jalan alternatif yang jarang dilewati tersebut.

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Karo, Metehsa K Purba, kalau penyisiran dilakukan berdasarkan laporan masyarakat akan adanya pembuangan bangkai babi.

"Kita turun kelokasi karena adanya laporan warga, dan kita temukan ada 5 ekor, 4 indukan dan 1 anakan. Dan dibuang di pinggir jalan dan ada yang dibawah jembatan sungai," jelasnya kepada wartawan.

Untuk menghindari penyebaran wabah virus ini, lanjutnya kalau petugas menguburkan bangkai tersebut.

"Biar gak kemana-mana virusnya ini, kita kubur bangkainya. Soalnya udah keluar aroma busuknya," ujarnya.

Lanjutnya kalau sesuai data sebanyak 1.042 bangkai babi yang dibuang oleh warga, dan penguburan ini sudah 2 kali dilakukan.

"Ini data kita ada seribu lebih ternak warga yang mati akibat virus tersebut. Dan untuk penguburan ini sudah kita lakukan 2 kali, karena kurangnya kepedulian peternak. Sebelumnya kita kubur 4 ekor," ungkapnya.

" Dinas Pertanian dan Peternakan Karo Sosialisasi Kepada Masyarakat

Untuk menghentikan pembuangan bangkai babi disembarang tempat, Dinas Pertanian dan Peternaka Karo, melakukan sosialisasi dengan masyarakat di Jambur, Kelurahan Lau Cimba, Kec. Kabanjahe.

Sosialisasi ini dilakukan untuk menghimbau warga atau peternak untuk tidak membuang bangkai babinya disembarang tempat, Karena dapat menyebabkan virus tersebut menyebar.

Menurut salah seorang peternak, Firdaus Ginting (40) warga Lau Cimba, Kec. Kabanjahe, mengaku kalau kesulitan dalam penguburan bangkai babi tersebut, dikarenakan lahan yang tidak ada.

"Kita ini peternak bang, kesulitan dalam lahan untuk menguburkannya. Karena kebanyakan menyewa lahannya, jadi bingung mau dikubur kemana," terangnya.

Gintingpun berharap kepada pemerintah kiranya memberikan lahan penguburan bangkai babi tersebut, dan meminta kepada pemerintah untuk check point atau pemeriksaan surat kesehatan hewan atas pembelian hewan dari luar.

"Kita sebagai peternak meminta kepada pemerintah, agar disediakan lahan untuk penguburan. Sekaligus di cek lah surat-surat kesehatan hewannya kalau beli dari luar. Biar kita tau kondisi hewannya, jangan sampai yang udah kena penyakit yang dibawa kemari," harapnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Karo, Metehsa K Purba, meminta kepada masyarakat untuk menyediakan lahannya untuk penguburan bangkai tersebut.

"Kita disini meminta kepada masyarakat untuk memberikan lahannya untuk lokasi penguburan. Karena kita tidak punya lahan. Jadi kita perlu peran serta masyarakat dalam membantu kita untuk penguburannya," jelasnya.

Lanjutnya kalau jika ada warga yang memberikan ijin untuk memberikan tanahnya untuk penguburan bangkai tersebut, dirinya mengatakan akan bekerja sama dengan Dinas Pengerjaan Umum (PU) Karo, untuk dlakukan penguburan massal.

"Jadi kalau ada warga yang memberikan tanahnya untuk penguburan bangkai itu, biar kita hubungi dinas PU agar digunakan alat berat untuk penguburannya. Jadi kita kubur massal disatu tempat saja," harapnya.

Dan kedepannya dirinya pun akan membagikan desinfektan kepada peternak agar terhindar dari virus tersebut.

"Kemarin kita sudah bagikan desinfektan kepada peternak, tapi kurang. Jadinya nanti akan kita bagikan lagi," tambahnya.

Dirinya pun menyayangkan sikap Pemprovsu, belum adanya intsruksi pasti langkah apa yang dilakukan untuk mengantisipasi masalah ini.

"Kita sudah beberapa kali rapat di Medan soal ini, tapi tidak ada instruksi pasti langkah yang akan diambil. Kalaupun virus ini udah kejadian luar biasa, kasih perintah misal pemusnahan atau yang lain. Kalau pun tidak, bantu kami lah untuk permasalahan ini," harapnya.

Dalam sosialisasi tersebut dihadiri oleh puluhan warga sekaligus peternak, untuk meminta kejelasan dan bantuan dari pemerintah untuk mengatasi wabah virus yang melanda ternak babi milik warga.(amr/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini