Napaktilas jejak Azimat atau Benda Bertuah persembahan Abah Rahman

Editor: metrokampung.com

Medan, metrokampung.com
Alkisah, Raja Sanjaya yang pernah mengusai banyak wilayah di Nusantara ini gemar sekali membuat bangunan LinggaYoni dalam menyebarkan agama Hindu. Ada banyak peninggalannya, salah satunya adalah LinggaYoni dan Prasasti Canggal di Candi Gunung Wukir, yang menjadi bukti sejarah akan kebesaran kerajaannya. Raja Sanjaya kala itu memiliki seorang Maha Resi sebagai Purohita, atau Pendeta, di Kerajaannya yang besar.

Dikabarkan, sang Maha Resi yang bernama Resi Markandeya melakukan perjalanan ke arah timur, guna menyebarkan ajaran Hindu yang dianut oleh kerajaannya. Beliau bergerak ke arah Gunung Wukir di Malang, lalu ke lereng Gunung Hyang di Purbalingga, kemudian ke lereng Gunung Rahung (Rawung) di Banyuwangi, hingga menyeberang ke sebuah pulau kecil yang kelak dinamakannya Bali. Di Bali, sang Resi mendaratkan diri beserta murid-muridnya di suatu tempat di lereng Gunung Agung yang saat itu dinamakan Basuki, dan sekarang dikenal dengan nama Besakih.

Sebelum menempuh perjalanan panjang ke Gunung Agung dan membangun sebuah peninggalan bersejarah bagi ummat Hindu di Bali, Resi Markandeya harus mengalami halang rintang dulu. Diberitakan bahwa Wong Aga (masyarakat di lereng Gunung Rahung) sejumlah 800 orang yang mengiringi perjalanan itu terpangkas hingga berjumlah 200 orang saja.
Saat melakukan pembukaan jalan di lereng Gunung Agung dan Tohlangkir dengan menebang banyak pohon untuk bermukim, murid-murid itu tetiba mendapatkan penyakit aneh tak tersembuhkan, bahkan ada yang gila.

Karena alasan tersebut, sang Resi kemudian menarik mundur sisa rombongannya untuk kembali ke lereng Gunung Rahung. Di sana, beliau kembali beryoga, bertapa meminta petunjuk Sang Hyang Jagatnatha tentang perjalanan itu. Kabarnya, sebab dari serangan penyakit aneh itu adalah beliau tidak melakukan upacara dan menanam Panca Datu di lereng Gunung Tohlangkir. Setelah mendapat petunjuk, kemudian sang Resi melanjutkan perjalanannya lagi menuju Bali dan menyebarkan agama Hindu di sana.

Konon, Pura Beji Anantha Boga di lereng Gunung Rahung  adalah tempatmdi mana Maha Resi Markandeya melakukan tapa bratanya dulu. Pura itu terletak di pedalaman hutan kecamatan Glenmore, Banyuwangi, dengan ketinggian 400 mdpl. Ada beberapa Patirtan (Petirtaan, sumber mata air) di sana, yang sering digunakan untuk membasuh dan menyucikan diri (melukat). Selain Pura, ada sebuah Gereja dan Mesjid, ada juga patung Dewi Kwan Im. Saat ini, Pura Beji Anantha Boga memang dikenal sebagai tempat wisata religi bagi ummat Hindu, Buddha, Kristen Katolik dan Protestan, juga Islam yang adem ayem rukun adanya.

Peninggalan suci dari kerajaan Raja Sanjaya dan petilasan yang menjadimtapa Maha Resi, kelak menjadi semacam azimat yang bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan manusia di peradaban selanjutnya, bagi yang menggunakannya. Azimat adalah Benda Bertuah. Benda bertuah artinya adalah benda yang memiliki manfaat lain selain manfaat benda itu secara fisik.

Peninggalan kerajaan nusantara adalah contoh. Jika ditilik lebih jauh lagi, misalnya seperti cincin nabi Sulaiman. Secara fisik itu hanyalah hiasan untuk jari, namun Allah telah memberkahi cincin itu dengan kekuatan. Sehingga pemakai cincin bisa melakukan berbagai keajaiban. Bahkan, ketika Jin Ifrit mencuri cincin nabi Sulaiman, jin itu pun mampu melakukan keajaiban seperti yang dilakukan nabi Sulaiman.

Pandangan masyarakat dan ulama mengenai azimat atau benda bertuah, tentu saja berbeda-beda. Namun jadikan perbedaan itu sebagai rahmat, bukan alasan untuk perdebatan atau saling bertikai. Perbedaan pandangan atau keyakinan adalah wajar dalam kehidupan manusia.
Bahkan dalam agama Islam yang jelas-jelas menggunakan satu kitab suci, selalu saja ada perbedaan pandangan antara para ulama. Hal sama terjadi pada agama atau keyakinan lain.

Menggunakan azimat atau benda bertuah adalah halal. Selama mengimanibahwa segala berkah itu datangnya dari Allah SWT. Bisa menjadi haram, ketika menggunakan azimat dengan meyakini serupa memyembah atau mengkhultuskan karena adanya keberkahan/kekuatan yang datang dari selain kekuasaan Allah SWT.

Benda Bertuah atau azimat yaitu benda suci lantaran mempunyai faedah supranatural untuk menangani beragam permasalahan hidup serta untuk menolong meraih maksud. Walau benda bertuah atau azimat biasanya dikeramatkan oleh pemiliknya, meski demikian tak mesti disembah. Seseorang yang mempunyai Azimat yakin serta meyakini kalau benda itu cuma sebagai media untuk menghadirkan pertolongan dari Allah.

Adalah iImu hikmah yaitu satu ilmu spiritual yang berkembang di kelompok orang Arab Muslim. Lalu hingga ke Indonesia sebagai penyebaran Islam di Nusantara oleh Wali. Didalam ilmu hikmah, ada dua cara untuk memperoleh barokah atau pertolongan dari Allah, yang pertama dapat lewat praktik doa/wirid.

Yang kedua lewat azimat.
Kita meyakini siapapun orang tentu dapat melakukan wirid maupun zikirtetapi nyaris tidak sering orang yang dapat bikin Azimat lantaran didalam pembuatannya dibutuhkan pengetahuan spesial sesuai sama aturan ilmu hikmah.

Bagi Abah Rahman, sebagai paranormal yang memiliki kekuatan supranatural. Telah lama mempelajari, membuat dan menciptakan energi spiritual dari azimat. Azimat  yang memiliki kandungan daya ilahiah, yang dengan kemampuan daya itu jadi satu Azimat bisa pancarkan daya yang berperan untuk menyesuaikan energy negatif dengan daya alam yang ada di sekitaran kita.

Melalui media petilasan atau makam keramat, Abah mengalirkan energi azimat ke dalam bentuk padat atau cairan. Semua adalah energi. Dari yang bergetar dengan cepat, sampai  yang bergetar lambat. Semakin lambat, semakin ia memateri, mewujud dalam bentuk yang lebih padat. Dan energi walau bentuknya beragam, tetap dapat dirasakan.

Pengguna bebas memakai azimat yang sesuai dan cocok dengan bawaan badan dan nyaman di hati. Bisa yang berbentuk minyak wangi, keris, mainan kalung atau apa saja. Kesemuanya adalah perwujudan dari energi yang disalurkan yang menjadi azimat.

Ilmu bikin Azimat atau benda bertuah adalah satu ilmu supranatural yang sungguh begitu rumit. Yang mana inti dari energi azimat bisa memberi manfaat maupun faedah pada si penggunanya.

Biasanya yang memakai di pakai sebagai tabarruk (menginginkan barokah) dari Allah SWT. Supaya  diberikanlah keringanan dan kelancaran dalam meraih satu maksud atau harapan. Langkah memakai azimat umumnya lewat cara di simpan di saku maupun di kalungkan.

Ketika Abah Rahman membuat ilmu bikin Azimat, dilakukan dengan tata cara meditasi. Abah melalui sejumlah rangkaian prosedur yang tidak biasa dan tidak bisa diganggu sebelum selesai. Agar energi yang akan dialirkan ke dalam azimat mempunyai kekuatan sesuai keberkahan dan membawa manfaat yang sebenarnya ke pada pengguna.

Meditasi itu bukan untuk mendiamkan pikiran, karena sesungguhnya pikiran itu paling takut kalau disuruh diam, sehingga ada saja caranya untuk selalu eksis. Meditasi adalah untuk mengamati pikiran, karena jika diamati sungguh ia akan diam dengan sendirinya.

Meditasi juga bukan tentang berdoa, karena sungguh tidak ada permintaan di dalamnya. Dalam meditasi hanya ada rasa keterhubungan dengan Sang Sumber kehidupan, hingga tidak muncul sedikitpun request yang penuh harapan atas kenyataan yang dipikir tidak ideal, kecuali pancaran kebersyukuran.

Dan yang jelas meditasi tidak mengarah pada, atau mewakili akan, suatu agama atau kepercayaan tertentu, karena sungguh setiap kita sah untuk terkoneksi dengan Sumbernya. Kapanpun di manapun, siapapun juga bisa dalam keadaan hening pikiran dan hati meluap rasa syukur, yang mana itu adalah keadaan meditatif.

Yang jelas, bathin meditatif adalah keadaan di mana keterhubungan dengan Sang Maha Segala itu terjadi. Jangan heran kalau tetiba senyum sendiri, karena keruwetan sudah terlihat dari perspektif yang berbeda, dan jadinya hanya ada rasa syukur saja yang tak terhingga. Tidak ada komplain tidak ada harapan, hanya selalu berusaha mencapai keselarasan.

Lewat meditasi yang khusuk, energi yang mengalir ke azimat dapat maksimal. Kenapa meditasi? Kenapa lewat meditasi baru bisa mengalirkan energi keberkahan dan kebaikan yang mewujud dalam azimat?

Mengapa dikatakan bahwa bermeditasi itu membawa pada jawaban-jawaban? Karena semua persoalan sudah ada solusinya, tinggal berhening diri dan membiarkannya masuk melalui sela-sela napas. Ia menunggu dalam diam untuk diketemukan, menanti di ujung pikiran, di tapal batas perasaan. Ada di sana, kecuali kita merasa bisa mengatasi masalahnya sendiri, hingga ia pergi begitu saja.

Menjauh, tapi tetap dekat untuk sewaktu-waktu akan menghampiri kembali. Di suatu saat ketika kita sudah mulai sadar, bahwa sang solusi telah terhampar di sana untuk dipinang, dipetik, lalu menjalankan tugasnya menemani kita melewati masa-masa sulit.

Maka itu, lewat meditasi yang Abah Rahman lakukan, akan menghasilkan energi suwung dan energi elemental. Dimana dua kategori energi ini terletak pada frekuensinya, yaitu merujuk kepada energi yang paling murni dan derivasinya. Oleh karena itu, Azimat yang dihasilkan adalah azimat dengan kekuatan yang luar biasa dari keberkahan Allah SWT.

Bagi sesiapa yang berminat akan Azimat persembahan dari Abah Rahman, dapat menghubungi di WA 0813 7630 6023. Abah Rahman melayani konsultasi setiap hari dengan sepenuh hati.(dra/ mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini