HARGA KOPI ANJLOK, PETANI DI HUMBANG HASUNDUTAN MENGELUH

Editor: metrokampung.com

Humbahas, Metrokampung.com
Sebagian Besar masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) yang meliputi enam kecamatan yakni Kecamatan Onan Ganjang, Sijamapolang, Doloksanggul, Pollung, Lintongnihuta dan Paranginan bermata pencaharian sebagai petani kopi, Kopi dari Humbahas sudah terkenal sampai manca negara, siapa lagi yang tidak mengenal Kopi Lintong. Namun lagi-lagi, para petani harus mengeluhkan anjloknya harga kopi.

Berdasarkan hasil pantauan Metrokampung.com di pengepul kopi, saat ini harga kopi mengalami penurunan harga yang sangat drastis, di mana sebelumnya kopi dihargai Rp28.000,- Rp32.000,- per kilonya kini hanya bermain di angka Rp19.000,-. Inilah yang menyebabkan keluhan di kalangan petani kopi yang tidak memiliki penghasilan lain selain dari bertani kopi.

Saat ini harga kopi bermain di angka Rp. 19.000,-, itu pun kwalitasnya sudah bagus, kalau kopinya kurang bagus harganya di bawah itu. Harga seperti ini sudah berlangsung sekitar 5 bulan terakhir, karena pada Desember 2019 yang lalu harga kopi masih di atas 20.000,- bahkan beberapa tahun yang lalu harga kopi sudah sampai Rp. 38.000,- ribu perkilonya," kata Nababan pengepul kopi di Nagasaribu, Minggu (03/05).

Nababan melanjutkan, keluhan di kalangan petani kopi dikarenakan harga kopi tidak sesuai dengan barter kebutuhan pokok seperti beras, gula, dan lain-lain, sedangkan batang kopi membutuhkan perawatan dan pemupukan yang tidak sedikit
Harga kopi Rp. 19.000,- perkilo, sedangkan harga beras 160.000,- perkaleng, ini sangat tidak sesuai karena, padahal dulunya harga dua liter (1 tumba) kopi bisa membeli empat liter (dua tumba) beras, Sedangkan kopi membutuhkan perawatan dan pemupukan, jika tidak di rawat dan diberi pupuk produktivitasnya jelas tidak akan baik.

Selain harga yang turun hasil panen pun tidak stabil. Seperti disampaikan oleh salah seorang petani kopi di Nagasaribu, Ibu Lumbantoruan bahwa turunnya harga kopi tersebut sangat mempengaruhi perekonomian didalam memenuhi kebutuhan keluarganya, lengkaplah penderitaan petani kopi dimusim covid-19 ini kata, Ibu Lumbantoruan
Semakin hari harga kopi selalu menurun sehingga dirinya berharap pemerintah dapat mencarikan solusi masalah tersebut.

“Ya kita nggak tau apa penyebabnya, tapi pengumpul/toke kopi punya dalil tidak ada pengiriman kopi keluar negeri karena dampak covid-19, mudah-mudahan pemerintah dapat mengatasi masalah ini supaya kedepan harga kopi selalu stabil minimal di harga Rp.30.000,-, harga kopi ini seperti dipermainkan, harga kopi tidak minggu menurun," ujarnya.

Sementara itu salah seorang pengepul kopi di di Lintongnihuta, mengatakan bahwa pihaknya hanya mengikuti harga yang ditetapkan oleh toke tempatnya menjual kopi yang dibelinya dari para petani.

“Kita ini hanya membeli dari petani dan kita jual kembali ke gudang jadi kalau harga dari bos kita turun yang kita juga ikut turun begitupun sebaliknya,” pungkasnya.(Harri Lumban Gaol/metrokampung.com)
Share:
Komentar


Berita Terkini