Orderan Sepi Driver Gojek, Usaha Stiker dan Ganti Jok Kereta

Editor: metrokampung.com
Zulfansyah sedang membalut jok kreta di lapak kios stiker miliknya.

Tanjung Morawa, metrokampung.com
Dua driver gojek Zulfansyah dan M Riki Septian yang kerap mangkal di simpang kayu besar Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang banting stir menjadi tukang stiker dan pembalut jok kreta.

Sejak pandemi covid-19 menyerang, keduanya mengaku terdampak cukup parah. Orderan sepi sementara kebutuhan hidup makin bertambah. Untuk membeli susu anak pun tak lagi sanggup.

Zulfansyah (kanan) dan Rki sedang membalut jok kreta.

Dalam sehari mereka paling banyak mendapat Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu itu belum pengeluaran beli bensin kreta. Tak jarang sehari sama sekali tak mendapatkan hasil. Padahal sebelum wabah Corona bisa berpenghasilan Rp 60 ribu hingga Rp 100 ribu per hari.

Merasa orderan hojek kian hajab, kedua sahabat karib ini banting stir membuka usaha stiker dan pembalut jok kreta.

Modalpun patungan. Masing-masing Rp 500 ribu. Untung ada lahan kosong di Jalan Sei Merah, Kecamatanan Tanjung Morawa sehingga mereka tak mengeluarkan untuk uang sewa lapak.

Zulfansyah sedang memasang stiker kreta pelanggan.

"Usaha stiker pinggir jalan ini lah untuk cari tambahan. Meski hasilnya masih pas-pasan, tapi harus tetap kita syukuri. Kalau hojek sih tetap. Jika ada order baru gerak. Sementara salah satu dari kami nunggu di stiker ," kata Zulfansyah,Minggu (17/5/2020).

Menurut pria gempal ini, dirinya sudah terbiasa hidup susah. Sehingga dirinya tak mau menyerah dengan keadaan.

"Kami berharap usaha stiker gak terkena imbas Covid-19. Ternyata meleset, rupanya kena  imbas jiga. Makanya sering sepi. Kadang sehari dapat Rp 50 ribu meski terkadang juga kosong. Hanya hari liburlah bisa dapat Rp 100 ribu perhari. Tapi kami tetap semangat, karena kami juga butuh hidup ," papar Zulfansyah, warga Gang Bengkel, Dusun IV Dalu X, Kecamatan Tanjung Morawa.

Riki harus cepat putar otak bagaimana mendapatkan duit untuk menghidupi istri dan ketiga anaknya yang masih kecil-kecil.

"Gojek kena imbas. Usaha stiker juga kena imbas. Makanya kami harus tahan sakit.Termasuk menghadapi Hari Raya Idul Fitri. Kalau saya dan istri gak perlu lah baju baru, tapi anak-anak gimana. Merekakan masih kecil gak tau kesusahan orangtuanya ," tutur Riki, warga Dusun 4 Kamboja, Desa Bandar Klippah,Kecamatan Percut Sei Tuan.

Sementara Zulfansyah hingga saat ini tidak ada gambaran bisa mendapatkan rezeki yang lebih terlebih lagi menjelang Idul Fitri. Malah bagi Zulfansyah tidak terlalu mimikirkan Idul Fitri. Baginya bisa makan setiap hari saja sudah disyukuri.

"Boro-boro mikirin Lebaran, bisa makan saja sudah syukur. Tapi kita juga gak tau rahasia Allah, kalau ia berkehendak semua bisa terjadi. Artinya hari ini kita tidak ada rezeki, tapi mana tau justru besok atau lusa justru melimpah," harapnya. (dra/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini