Si Cantik Itu Dibunuh, Makamnya Memunculkan Keajaiban

Editor: metrokampung.com
ilustrasi
Medan, metrokampung.com
Bagi Febi Syahdan, sebuah makam tua di Percut Seituan, Deliserdang, diketahui mempunyai nilai mistik kental. Lewat seorang cenayang, energi metafisis dari astana itu membuat rezeki mengalami kemajuan yang sangat pesat. Febi (24), yang di malam-malam tahun berlalu menyanyi di Tavern, pub sebuah hotel di Medan, menjadi bagian dari sekelompok perempuan muda pembukti soal itu. Inilah kisah bercampur isi diary sang biduan.

Seperti Febi, jasad perempuan yang tertanam di makam itu semasa hidup juga dikenal memiliki paras cantik. Ia juga jago menyanyi. Tak hanya bersuara merdu, dia bahkan pandai menari. Dan semua kemampuannya itu bukanlah talent biasa. Itu karena alunan dendang di balik gerak setiap lekuk tariannya memancarkan kekuatan aura. Begitulah. Menanjak remaja, sang penghibur di masa lalu itu tumbuh menjadi gadis jelita. Hatinya baik.

 Tampilannya lemah lembut. Halus tutur katanya. Luhur pula budi bahasanya. Itu yang memikat semua lelaki di sekitarnya. Siapa saja memandangnya akan kepincut. Tidak peduli tua atau muda. Kecantikannya menggoncang Percut dan Deli. Seluruh perempuan muda masa itu tumbang kecantikannya. Dan semua lelaki itu jatuh cinta padanya. Tak sedikit pula yang berhasrat menyuntingnya. Lalu siapa dia?

Dialah Nyi Ronggeng. Itu kan julukan karena dia peronggeng. Nama aslinya? Sayang, tak ada catatan sejarah soal identitasnya. Tapi cerita yang beredar di sekitar makamnya, nasib peronggeng cantik itu tak ubah seperti Ratna. Siapa itu? Lengkapnya Ratna Herang. Ini penari ronggeng sohor di Kuningan, Jawa Barat, era 1920-an. Seperti Ratna yang diperkosa lalu dibunuh dan mayatnya dihanyutkan ke sungai, peronggeng seksi di Percut itu juga mati dijagal seusai digagahi. Dan sejak tragedi maut itu, fenomena dari makamnya pun senada dengan kehebohan banyak perempuan muda terhadap kuburan Ratna. Diyakini acap memancarkan sinyal gaib, kuburan Nyi Percut itu sejak lama banyak dikunjungi orang yang mengalami kesusahan.

Terutama dalam soal jodoh dan percintaan.
Adalah indra keenam Abah Rahman yang telah mengidentifikasi sinyal gaib dari makam perempuan itu. Karena itu, kontak batin dengan jin qorin sang peronggeng sering dilakukan paranormal itu. Lewat kemampuan supranaturalnya, banyak sudah perempuan penghibur atau pedagang mendapatkan pencerahan. Mereka yang dalam bisnis atau meniti karier selalu mengalami kesulitan untuk maju, setelah mengikuti petunjuknya mulai mengalami perubahan. Febi, si manis seksi dari kawasan Mandala By Pass, Medan, adalah pasien terbaru sang cenayang yang membuktikan keajaiban tuah dari makam tak biasa itu. Ceritanya, paska ritual pertama di makam Nyi Ronggeng Percut mid Desember 2017, Febi yang kemudian ngejob sebulan di pub di Banjarmasin lalu ke Batam mendadak digandrungi seorang lelaki tajir. Lelaki Tionghoa 45 tahun itu pengusaha asal Singapura yang punya toko butik di pulau impian itu.

Meninggalkan pekerjaan sebagai penyanyi di tempat hiburan, kini dia menjalani babak baru hidupnya bersama lelaki have itu. Dengan segala fasilitas hidup mendadak ala metropolis, Febi dan lelakinya itu tinggal di sebuah rumah mewah kawasan Batu Aji, Batam. Nah, hampir 2 bulan menjalani hidup barunya yang glamour, Sabtu 7 April 2018 dia terbang ke Medan guna mengunjungi orang tuanya, termasuk Abah Rahman sang pembimbing spiritualnya. "Rezekiku memang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Adakah itu karena lelaku spiritual yang hingga kini terus kujalankan? Yes!" Demikian cukilan dari diary Febi yang tak nyana tertinggal di kediaman Abah Rahman. Tulisan tangan cantik si mantan biduan itu diketahui dibuat pada Jumat 30 Maret 2018.

"Ini bukan sulap. Ini kekuatan khodam. Intinya, itulah kekuatan ilmu gaib." demikian tulisnya lagi soal derasnya aliran rezeki yang belakangan ini didapatnya. Dengan dateline Banjarmasin dan Batam, catatan berlembar-lembar soal ritual dari makam perempuan mati dibantai itu diketahui intens ditulis Febi sejak Januari 2018. Pengakuan terseram darinya diketahui tercatat di pekan penutup Februari 2018. Itu masa jelang nasib mengantarnya berkenalan dengan sang pengusaha. Di hari-hari itu, perempuan dengan busana selalu seksi itu menuliskan beberapa kisah mimpi seramnya. Febi didatangi Nyi Ronggeng? Ya, tapi tidak dengan wujud menakutkan.  Ceritanya, dalam mimpi-mimpi itu, Febi selalu melihat makam sang penari ronggeng. Menurutnya, adegan dalam mimpi itu sesekali ditimpali suara gaib. Ini lagi cukilan dari diary-nya.

"Inilah mimpi-mimpi terseram sepanjang hidupku. Awalnya, aku melihat peristiwa ajaib terjadi di makam Nyi Ronggeng. Dari dalam kuburnya bermunculan aneka tumbuhan. Seiring itu, muncul suara yang entah dari mana datangnya. Suara dari antah berantah itu berkata, 'Tanaman itu amat berguna bagi manusia. Semua itu sebagai tanda kebersihan jiwa dan kemuliaan hatinya." Itu mimpi aneh pertama. Besoknya, usai kembali mendapat mimpi, Febi pun kembali menulis.

"Aku dimimpikan lagi! Kemarin malam, giliran Nyi Ronggeng yang muncul. Dari kepalanya tumbuh pohon kelapa. Dari hidung, bibir, dan telinga berbiak tanaman rempah-rempah yang wangi serta sayur-mayur. Sedang dari rambut tumbuh rerumputan dan berbagai bunga yang semerbak harum. Dari payudaranya bertumbuhan buah-buahan yang ranum dan manis. Dari dua tangannya tumbuh pohon jati, cendana, dan sebuah tanaman lagi  yang tak kutahu itu apa. Lalu dari kemaluannya tumbuh pohon aren yang tersadap nira manis. Dari pahanya tumbuh berbagai jenis tanaman bambu. Dari kakinya tumbuh berbagai tanaman umbi-umbian dan ketela. Dan dari pusarnya muncul tanaman padi. Lalu suara gaib perempuan itu kembali terdengar. 'Dari makamku segalanya bertumbuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupmu,' begitu katanya.

Dan, teng !! Sehari setelah mimpi seram terakhir itu, Febi mendadak dapat applaus luar biasa dari seorang lelaki. Dialah sang pengusaha baik hati itu. Perkenalan yang kontan berlanjut dengan kemesraan bertabur materi itu terjadi saat Febi dan band dugemnya tampil di sebuah pub terkenal di Batam. "Bah, aku gak lagi nyanyi! Mak, aku dah kaya!" tulis Febi, girang, Minggu 4 Maret 2018, sebulan sebelum kepulangannya sesaat ke Medan. Nasib baik ternyata bisa dirancang. (rel/dra/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini