Cakap-Cakap di Warung Kopi : Selama Pandemi, Pelayanan Publik Tetap Dilaksanakan, Masyarakat Tetap Berharap Dapat Bantuan

Editor: metrokampung.com

Langkat, Metrokampung.com
Cakap-cakap di Warung Kopi Jarik 49 kembali berlanjut.  Kali ini, Kamis (11/8), pokok percakapan terkait dengan keluhan masyarakat terhadap turunnya tingkat pelayanan publik di instansi pemerintah.
Hadir dalam kegiatan tersebut,  Camat Hinai,  Samsul Adha, SSTP,  tokoh masyarakat H. Imam Fauzi Hasibuan, SH dan Kepling X Purwosari Kelurahan Kwala Bingai Kec. Stabat, Sukirno Dona.
     
Dalam percakapan tersebut, Sukirno Dona selaku Kepling menegaskan akibat Covid-19 perekonomian masyarakat terpuruk. Akibatnya, masyarakat pun berharap agar Covid-19 tetap bersemi agar bisa tetap dapat bantuan.
      
" Lucu kan,  tapi itulah kenyataannya. Aneh bin ajaib,  karena Covid, banyak warga yang dapat bantuan. Karena itu,  banyak yang berharap agar Covid tidak cepat berlalu agar bantuan tetap ngucur," ujarnya sambil tertawa ngakak.


Selain itu, akibat Covid angka kematian meningkat, sebab dalam 1 hari bisa 2 atau 3 orang warga yang meninggal. Karena itu, kita harus tetap waspada agar tidak ikut menjadi korban,  termasuk keluarga, istri dan anak-anak kita.
     
" Ya, betul atau tidak,  yang jelas sudah gawat daruratlah, karena yang meninggal terus saja bertambah.  Dalam sehari pasti ada yang meninggal.  Bahkan,  bisa 2 sampai 3 orang, " ujarnya.
      
Sedangkan Camat Wampu,  Samsul Adha menegaskan, walaupun dalam suasana pandemi, namun diupayakan agar pelayanan publik tetap maksimal.
     
" Yah, kasihan kan masyarakat kalau diabaikan. Karena itu,  pelayanan publik harus tetap dijalankan, " ujarnya.
     
Sementara itu, H. Imam Fauzi berharap agar jika ada warga yang menjalani isolasi mandiri karena positif Covid,  jangan dikucilkan, tapi dibantulah agar cepat sembuh dan kembali sehat.

# Kok Bisa Herman Jadi Direktur PDAM
Dalam kesempatan yang lain, Kepling X Purwosari, Kelurahan Kwala Bingai, Kec. Stabat, Sukirno Dona menyampaikan berbagai keluhan masyarakat,  diantaranya terkait dengan air bersih. Katanya, banyak para pelanggan yang kecewa dengan pelayanan PDAM Tirta Wampu. 
     
" Ya,  antara lain ada yang bertanya kenapa air  PDAM itu sering mati.  Terus,  kadang-kadang airnya jorok. Yah, saya sendiri bukan pelanggan PDAM Tirta Wampu.  Jadi,  ya sulit juga saya menjelaskannya, "ujarnya. 
      
Yang jelas,  katanya,  sumber airnya dari sungai, tapi mengapa PDAM itu terus kesulitan untuk meraih laba.  Bahkan,  ceritanya selalu merugi.
     
" Ya, tinggal mengolah saja pun sulit," ujarnya sambil tersenyum. 
     
Lalu,  Dona sendiri sempat bertanya,  kok bisa pula Herman Sukendar jadi Direktur PDAM.  Apa memang karena ada keahliannya di bidang itu atau karena 'dekat'dengan penguasa (Bupati)  ?
     
Yah,  itulah pertanyaan dari masyarakat. Jangan salahkan mereka,  karena mereka tidak tahu.  
     
Ya, justru karena tidak tahu itulah mereka pun bertanya. Karena itu, ada baiknya Direktur PDAM Tirta Wampu perlu dihadirkan dalam cakap-cakap tersebut untuk menjawab semua pertanyaan yang timbul di tengah- tengah masyarakat.  (BD/MK)
Share:
Komentar


Berita Terkini