H. T. Paris : Dulu Tak Ribut, Kenapa Pula Sekarang Kok Ribut ?

Editor: metrokampung.com

Langkat, Metrokampung.com      
Ketua KONI Kabupaten Langkat,  H.T. Paris mengaku heran dengan fenomena yang terjadi. Dari dulu, katanya dana pembinaan olahraga Langkat memang kecil. 
     
Nah, hasilnya pun tak jauh berbeda, sebab Prestasi yang diraih yah istilahnya cuma 'cukup untuk makan' saja.

Artinya, ya sekedarnya saja dan Kabupaten Langkat pun hanya mampu bertengger di peringkat 25 atau 26 dari 33 Kabupaten/ Kota se Sumatera Utara.
     
Yah,  jelas tidak ada dong kebanggaan di situ.


Tapi, tidak ada yang ribut dan protes. 
     
Ya, itu karena kegagalan dianggap sebagai hal yang biasa.
     
Nah, di era kepemimpinan H. T. Paris sebagai Ketua KONI, prestasi justru meroket.  Padahal, dana pembinaan masih tetap sama. 
     
Yah, seperti 'malu-malu kucing' gitu.
Tapi anehnya,  kok banyak yang ribut, kok banyak yabg protes ?
     
Ya,  padahal prestasi yang dicapai jauh lebih meroket, jauh lebih mentereng dan membanggakan.
     
" Yah, itulah hidup. Yang jelas, aku terus saja bekerja sesuai dengan amanah dan kepercayaan yang diberikan. Setiap dana yang digunakan ya dipertanggung jawabkan,  karena dana yang digunakan adalah dana APBD, bukan dari dana pribadi. Terus, setiap prestasi yang diraih ya dilaporkan. Jadi,  tidak adalah yang diilewatkan supaya Bupati dan Wakil Bupati tahu, supaya DPRD Langkat tahu dan supaya para pengurus KONI Langkat juga tahu bahwa apa yang dikerjakan itu tidak main-main," ujar H. T. Paris seusai membawa 3 atlit PON Sumut asal Langkat bertemu (audensi)  dengan Wakil Bupati Langkat, Rabu (15/9), di kantornya. 

#10 Atlit Tambah 1 Official
Dalam laporannya, H. T. Paris menjelaskan bahwa untuk PON 2021 sebenarnya ada 10 orang atlit Langkat yang akan ikut bertanding untuk memperkuat kontingen Sumatera Utara.  Ya,  1 dari cabor muay thai,  3 sepakbola, 1 bola volley, 2 pentaque dan 3 gateball. 
     
"Namun,  untuk sepakbola, 1 atlit kita mengundurkan diri karena ingin ikut test TNI AU, lalu 1 lagi ditarik ke PSMS. Jadi,  hanya tinggal 1 yang tersisa," ujarnya.
     
Terus,  dia pun menambahkan,  cabor pentaque dan gateball tiba-tiba tiba saja dicoret oleh PB. PON Papua 2021, sehingga pupuslah harapan para atlit dari ke-2 cabor itu untuk tampil di PON. Jadi,  yang tersisa hanya 3 orang saja,  ditambah 1 orang official (tim manager), yaitu Martin Ginting dari cabor angkat besi.  (BD/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini