Langkat kaya dengan objek wisata yang cantik dan menarik. Bahkan, bukan hanya wisata alam, tapi juga wisata sejarah dan religius.
"Karena itu kita patut berbangga. Tapi, wajib kita menjaganya agar objek wisata itu tidak rusak dan hilang," ujar Bupati Langkat, H. Syah Afandin saat dimintai tanggapan dan komentarnya, Kamis (26/6/2025).
Objek wisata itu diantaranya adalah Masjid Azizi, Tg. Pura yang religius dan kaya dengan catatan sejarah.
Nah, terkait dengan pengembangan wisata, Pemerintah Kabupaten Langkat melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Langkat telah menggelar pelatihan Tata Kelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Kegiatan itu digelar di Gedung PKK Langkat, di Stabat, Senin (23/6/2025).
Pelatihan itu diikuti oleh 70 orang peserta yang terdiri dari para kepala desa dari desa wisata, perwakilan Bumdes dan anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Pelatihan itu dibuka secara resmi oleh Bupati Langkat yang diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Hj. Nur Elly Heriani Rambe, MM.
Dalam sambutannya Bupati Langkat mengatakan bahwa desa wisata di Kabupaten Langkat memiliki potensi yang sangat
besar, yang mana apabila dapat dikelola dan dipasarkan dengan baik, maka dapat memberikan keuntungan yang besar dan luar biasa. Nah, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)
menjadi garda terdepan dalam pengembangan Desa Wisata.
besar, yang mana apabila dapat dikelola dan dipasarkan dengan baik, maka dapat memberikan keuntungan yang besar dan luar biasa. Nah, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)
menjadi garda terdepan dalam pengembangan Desa Wisata.
Oleh karena itu, pada kesempatan
tersebut Disbudpar Langkat menghadirkan beberapa narasumber ahli yang memiliki
pengalaman dalam membangun objek wisata, diantaranya Bapak Drs. Ombang Siboro, M.Si, seorang penggiat wisata sekaligus owner (pemilik) objek wisata Batu Hoda yang berada di Kabupaten Samosir. Ombang Siboro menyampaikan bagaimana kemauan bersama dan mindset (pola pikir) masyarakat di Desa Wisata menjadi modal utama untuk membangun dan mengelola sebuah objek wisata.
tersebut Disbudpar Langkat menghadirkan beberapa narasumber ahli yang memiliki
pengalaman dalam membangun objek wisata, diantaranya Bapak Drs. Ombang Siboro, M.Si, seorang penggiat wisata sekaligus owner (pemilik) objek wisata Batu Hoda yang berada di Kabupaten Samosir. Ombang Siboro menyampaikan bagaimana kemauan bersama dan mindset (pola pikir) masyarakat di Desa Wisata menjadi modal utama untuk membangun dan mengelola sebuah objek wisata.
Ya, mulai dari sightseeing (apa yang dilihat) hingga pada tahap healing, dimana
perasaan para pengunjung setelah mereka mengunjungi sebuah tempat wisata mereka akanmerasa lebih sehat. Sementara itu, materi tentang Pemasaran Desa Wisata disampaikan oleh Thomas Ginting, seorang influencer atau praktisi media digital yang cukup terkenal di Kabupaten Langkat melalui channel Visit Langkat.
perasaan para pengunjung setelah mereka mengunjungi sebuah tempat wisata mereka akanmerasa lebih sehat. Sementara itu, materi tentang Pemasaran Desa Wisata disampaikan oleh Thomas Ginting, seorang influencer atau praktisi media digital yang cukup terkenal di Kabupaten Langkat melalui channel Visit Langkat.
Thomas mengatakan bahwa promosi melalui media digital saat ini sangat penting untuk membangun sebuah objek maupun Desa Wisata dengan semakin berkembang pesatnya media sosial, seperti instagram dan tiktok. Selain itu ada juga pemaparan dari Dinas PMD (Pemberdayaan Masyarakat Desa), dimana Bumdes didorong untuk Dana Desa juga dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui usaha wisata di desa.
masyarakat melalui usaha wisata di desa.
Hingga tahun 2024 Pemerintah Kabupaten Langkat telah menetapakan 28 Desa Wisata di
Kabupaten Langkat dari sekitar 240 Desa yang tersebar di 23 Kecamatan di Kabupaten Langkat. Harapannya, melalui pelatihan ini dapat meningkatkan kualitas SDM Pariwisata, khususnya para anggota Kelompok Sadar Wisata sebagai perpanjangan tangan / mitra Dinas Pariwisata.
Kabupaten Langkat dari sekitar 240 Desa yang tersebar di 23 Kecamatan di Kabupaten Langkat. Harapannya, melalui pelatihan ini dapat meningkatkan kualitas SDM Pariwisata, khususnya para anggota Kelompok Sadar Wisata sebagai perpanjangan tangan / mitra Dinas Pariwisata.
Meski begitu, upaya dan komitmen dari Desa menjadi kunci utama untuk menjalankan tata kelola yang baik. (BD)