Ondim Gerak Cepat Dukung Ketahanan Pangan Presiden Lewat Panen Padi Organik

Editor: metrokampung.com
Ondim saat panen

Langkat, metrokampung.com
Bupati Langkat H. Syah Afandin, SH (Ondim)  menghadiri kegiatan Gerakan Panen Padi guna mendukung Luas Tambah Tanam (LTT) produksi dan prioritas tanaman padi di area persawahan Desa Purwo Binangun, Kecamatan Sei Bingai, Jumat, (13/6/2025) yang lalu. Kegiatan ini digelar sebagai upaya strategis Pemerintah Kabupaten Langkat dalam meningkatkan produksi padi serta mendukung program ketahanan pangan nasional. 
       
Fokus utama dari gerakan ini adalah penggunaan pupuk organik oleh para petani guna mendongkrak hasil panen. Dalam kesempatan tersebut, Ondim  menyampaikan apresiasi atas keberhasilan para petani yang mampu meningkatkan hasil panen dari sebelumnya 5 ton menjadi 7,2 ton per hektar setelah beralih ke pupuk organik.

Bincang- Bincang Dengan Pengrajin Dodol Paya Perupuk, Tg. Pura
Sementara itu, kota Tg. Pura sudah lama dikenal dan dijuluki sebagai kota dodol di Kabupaten Langkat, sebab banyak pengrajin dodol di Tg. Pura dan itu sudah lama menjadi ikon kota Tg. Pura, dimana dodol Tg. Pura adalah salah satu oleh- oleh dan kuliner yang khas dari Kabupaten Langkat.
Tim KELANA bersama Kepala Desa Paya Perupuk di Sentra IKM Dodol Paper Maju Desa Paya Perupuk.

Tim KELANA saat berkunjung ke dapur pembuatan dodol buk Rabiatun Awaliyah. 

Jadi, siapapun yang datang berkunjung dan singgah ke kota Tg. Pura pasti akan mencari dan membeli dodol untuk oleh- oleh dan buah tangannya.

Yang menarik, dari sekian banyak pengrajin dodol di kota Tg. Pura, sentranya ada di Desa Paya Perupuk. Nah, saat tim konten kreatif KELANA datang berkunjung ke desa tersebut, tim KELANA pun diajak berkeliling kampung oleh kepala desanya, Muhammad Syafri Rao, SE, termasuk berkunjung ke dapur pembuatan dodol buk Rabiatun Awaliyah yang notabene adalah Ketua IKM Dodol Paper Maju Desa Paya Perupuk, sehingga tim KELANA pun berkesempatan untuk bertanya- jawab dengannya.
       
Melihat langsung pembuatannya, pada hari itu buk Rabiatun sedang memasak 2 tungku dodol. Yang satu rasa original dan yang satunya lagi rasa durian.
       
"Saya sudah membuka usaha ini selama kurang- lebih 25 tahun, sedangkan orangtua saya sudah 50 tahun," ujarnya seraya menjelaskan, setiap hari dia biasa memasak 2 tungku.
       
Selain varian rasa original dan durian, juga ada varian rasa wijen, nanas dan pandan. Sudah terkenal dan sangat digemari, karena dodolnya dibuat dengan pulut dan gula merah asli.
       
"Kami sudah berkoordinasi dengan Disperindag Langkat agar para pengrajin dodol di sini tetap diperhatikan dan dibantu," ujar Safri pula.
       
"Nah, terkait dengan era digitalisasi, kami pun sudah meminta agar para pengrajin ini diberi pelatihan, sehingga bisa juga memasarkan produknya secara online," tambahnya. (BD)
       
"Saya sangat senang dengan hasil panen kali ini. Ini merupakan bukti bahwa penggunaan pupuk organik membawa hasil nyata yang lebih baik. Selain kualitas meningkat, harga jual gabah saat ini juga cukup baik, mencapai Rp.6.600 per kilogram," ujar Ondim.


Yang menarik, dari sekian banyak pengrajin dodol di kota Tg. Pura, sentranya ada di Desa Paya Perupuk. Nah, saat tim konten kreatif KELANA datang berkunjung ke desa tersebut, tim KELANA pun diajak berkeliling kampung oleh kepala desanya, Muhammad Syafri Rao, SE, termasuk berkunjung ke dapur pembuatan dodol buk Rabiatun Awaliyah yang notabene adalah Ketua IKM Dodol Paper Maju Desa Paya Perupuk, sehingga tim KELANA pun berkesempatan untuk bertanya- jawab dengannya.
       
Melihat langsung pembuatannya, pada hari itu buk Rabiatun sedang memasak 2 tungku dodol. Yang satu rasa original dan yang satunya lagi rasa durian.
       
"Saya sudah membuka usaha ini selama kurang- lebih 25 tahun, sedangkan orangtua saya sudah 50 tahun," ujarnya seraya menjelaskan, setiap hari dia biasa memasak 2 tungku.
       
Selain varian rasa original dan durian, juga ada varian rasa wijen, nanas dan pandan. Sudah terkenal dan sangat digemari, karena dodolnya dibuat dengan pulut dan gula merah asli.
       
"Kami sudah berkoordinasi dengan Disperindag Langkat agar para pengrajin dodol di sini tetap diperhatikan dan dibantu," ujar Safri pula.
       
"Nah, terkait dengan era digitalisasi, kami pun sudah meminta agar para pengrajin ini diberi pelatihan, sehingga bisa juga memasarkan produknya secara online," tambahnya. (BD)

Share:
Komentar


Berita Terkini