Oknum Guru Wali Kelas di SMAN 1 Lintong Ni Huta Kabarnya Paksa Siswa Bayar Rp. 100 Ribu Untuk Pengisian Raport

Editor: metrokampung.com
Gedung sekolah SMAN 1 Lintong Ni Huta.

Lintong Ni Huta,Metrokampung.com
Puluhan siswa dan orang tua mengaku kesal dan geram dengan ulah oknum guru perempuan berinisial DS yang bertugas di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kecamatan Lintong Ni Huta Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas). Dari keterangan yang dihimpun awak media, oknum guru DS yang merupakan wali kelas di kelas XII jurusan IPA 1 ini kerap melakukan pungutan yang justru membebani para siswa - siswi dan orangtua.

Ironisnya pungutan tersebut didasari atas kepentingan privasi dan tanpa diketahui oleh kepala sekolah yang bersangkutan selaku pimpinannya. Tidak hanya itu, oknum guru yang diketahui mengajar bidang study bahasa indonesia ini menurut penjelasan siswi yang namanya tak ingin disebut juga sering bertindak arogan dan mengeluarkan kalimat-kalimat yang tidak mencerminkan seorang pendidik yang baik. Kekesalan dan kegeraman siswa beserta orang tua memuncak disebabkan oknum guru DS memaksa siswa kelas XII  yang dibinanya untuk memberikan uang sebesar Rp. 100 ribu sebagai syarat pengisian raport. Bahkan Ibu Wali kelas 3 IPA 1 ini mengancam, tidak akan mengisi rapor anak didiknya jika uang tersebut tidak diberikan. Berdasarkan keterangan seorang siswa, bahwa pemberian uang dimaksud belum sepenuhnya dilakukan. " seluruh siswa laki-laki sudah memberikan pak, tapi masih Rp. 50. 000. untuk siswi perempuan, rencana mereka setelah terkumpul lebih dulu baru disampaikan" katanya.

Oleh karena hal itu, sejumlah orangtua melakukan protes dengan mendatangi pihak sekolah pada Senin (1/4/2019). Dihadapan kepala sekolah, para orang tua siswa mendesak Kepala sekolah agar oknum guru DS mempertanggungjawabkan perbuatannya. Mengingat ada beberapa point kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh  oknum guru tersebut terhadap putra-putri mereka.

Salah seorang orang tua siswa D. Simamora menuturkan bahwa sesuai hasil dialog yang dilakukan nya dengan sejumlah siswa kelas XII IPA 1 SMAN 1 Lintong Ni Huta diperoleh beberapa laporan yang selama ini dipendam para siswa, yakni pungutan liar Rp. 100.000 untuk pengisian Raport. Kemudian, bagi siswa yang masuk jalur undangan SNMPTN membayar Rp. 500.000,-. Selanjutnya, uang tabungan siswa sebanyak Rp. 800.000,- untuk membeli baju natal justru dipergunakan sebagai modal jualan dengan menyuruh siswa itu sendiri berjualan disekolah. Hebatnya, hasil penjualan tersebut diberikan kepada Ibu guru wali kelas DS, dan uang tabungan sebesar Rp. 800.000,- pun lenyap. Hal yang sangat disayangkan, bahwa sesuai laporan anaknya kepada D. Simamora menyebutkan bahwa oknum guru dimaksud tak segan-segan melontarkan kalimat penghinaan bahwa orang tua para siswa nya ada dibawah telapak kakinya.

Senada, A. Sihombing salah satu orang tua siswa yang turut hadir dalam pertemuan itu juga mengeluhkan perangai oknum guru yang kerap menyinggung keluarganya. " saya juga tidak terima, mengapa DS sering bawa-bawa keluarga saya. dan itu selalu Ia sampaikan ke anak saya " keluhnya.

Menjawab protes para orangtua murid, Kepala Sekolah SMAN 1 Lintong Ni Huta, Drs. Jonner Sihombing dalam pertemuannya dengan orangtua siswa mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak pernah mengetahui tindakan yang diambil oleh anggotanya. Jonner juga menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak dibenarkan. Dan perbuatan yang sudah dilakukan ibu DS ini sudah mengancam nama baik sekolah. Mantan kepala sekolah SMK Negeri 1 Doloksanggul ini juga mengaku bahwa ini kali ketiga oknum guru DS membuat persoalan, sehingga Jonner selaku pimpinan di sekolah tersebut merasa kewalahan membina anggotanya tersebut. Kepada para orang tua siswa, Jonner berjanji akan mengkonsultasikan persoalan ini kepada pihak cabang dinas atau UPT pendidikan provinsi sumatera utara. Dirinya berharap, pihak orangtua memberikan waktu hingga Jumat (5/4/2019) depan menunggu proses UNBK berakhir.

"Akan kita konsultasikan masalah ini dengan Cabdis (cabang dinas). Biar lah cabdis yang memberikan sikap atas persoalan ini. mohon para orang tua kami memberikan waktu kepada kita sampai jumat nanti " katanya.

Oknum guru DS yang kemudian dikonfirmasi oleh awak media melalui telepon selular justru membantah semua tuduhan yang disampaikan para siswa dan orangtua. Dengan sikap perasaan super, oknum guru DS menyatakan kepada media bahwa itu informasi bohong. " itu tidak benar,saudara jangan membuat informasi bohong. tunjukan orangtua yang berkata seperti itu kepada saya. Anda jangan mengganggu saya dengan informasi-informasi bohong seperti itu" jawabnya kepada wartawan saat dikonfirmasi. (FT/MK)
Share:
Komentar


Berita Terkini