Menjelang Perayaan Hari Jadi Langkat ke-273 : Melirik Makam Raja Wan Sopan Yang Tak Pernah Diziarahi Para Pejabat Langkat

Editor: metrokampung.com
Bincang-Bincang : Saat bincang- bincang dengan Pak Ali Guru, di rumahnya, di Kampung Ampera, Desa Stabat Lama Barat.

Langkat, Metrokampung.com
Tepat tanggal 17 Januari 2023, masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Langkat akan merayakan Hari Jadi Langkat ke-273.   
Berbagai macam kegiatan dan lomba seperti biasanya akan digelar untuk memeriahkan perayaan tersebut. 
       
Namun, seperti yang banyak disampaikan oleh para orang- orang tua, hendaknya janganlah lupa untuk berziarah ke malam- makam para raja, sebab seperti yang diketahui sebelum menjadi bagian dari NKRI seperti sekarang ini, Langkat adalah sebuah kerajaan dan kesultanan.
       
Jadi, sudah sepantasnyalah di tengah- tengah perayaan Hari Jadi Langkat, kita berziarah ke makam para leluhur.
Ya, antara lain seperti ke makam raja Langkat Tuanku Wan Sopan yang berada di pinggiran Sei Wampu, Stabat, tepatnya di kampung Ampera Desa Stabat Lama Barat, Kecamatan Wampu.
       
Nah, pada hari Sabtu (7/1/2023) yang lalu, kami menyempatkan diri untuk datang berziarah ke makam raja Langkat Tuanku Wan Sopan tersebut, ditemani Kepala Desa Stabat Lama Barat, T. Firmansyah. Sebelum sampai di sana kami pun singgah di rumah Pak Ali (82), salah seorang tetua yang masih hidup dan tinggal di kampung Ampera.
      
" Jentera Malay ya dulu di sini letaknya. Jadi, selain ada istana raja juga ada kolam- kolam sebagai tempat pemandian bagi keluarga istana. Namun, itu dulu. Sekarang, sudah tidak ada lagi. Yang tinggal hanya komplek pemakaman keluarga istana. Sayangnya, kondisinya pun kini sangat buruk dan memprihatinkan karena  tidak terawat," ujar pak Ali sambil tersenyum.
      
Padahal, tambahnya, seharusnya adalah penghormatan untuk mereka, sehingga selain dirawat ya diziarahi. Jadi, tidak dibiarkan begitu.
       
" Ya, di sinilah asal mula kampung Ampera, Jentera Malay namanya. Jadi, dulu di sini ramai karena Jentera Malay menjadi pusat pemerintahan kerajaan Langkat. Seperti yang diketahui, dulu Langkat adalah sebuah kerajaan dan kampung Ampera ini adalah asal mula kampung yang ada di sini (di Langkat)," ujarnya.
Raja Langkat : Inilah makam Raja Langkat Tuanku Wan Sopan itu, tidak terawat dan banyak ditumbuhi semak belukar.

Lebih lanjut, tetua yang bernama lengkap Alimuddin dan biasa dipanggil pak Ali Guru itu pun menambahkan, sekian puluh tahun kemudian Langkat menjadi kesultanan dan istananya (ibukotanya)  pun pindah ke Tanjung Pura.
       
" Sayangnya tidak ada yang menyimpan dan mencatat goresan sejarah tersebut. Yang ada hanya dituturkan (diceritakan) dari mulut ke mulut. Kalau pun ada yah sedikit, seperti yang ditulis oleh Prof. Dr. Djhohar Arifin Husin," ujarnya.
Bisa Jadi Situs Sejarah: Kalau dirawat, makam raja Langkat Tuanku Wan Sopan tentu bisa menjadi situs sejarah dan objek wisata sejarah dan budaya yang menarik.

Karena itu, pak Ali pun berharap adalah perhatian pemerintah untuk 'membangun' kampung Ampera dan merawat komplek pemakaman para raja yang ada di sana, sebab sampai sekarang kondisi kampung Ampera itu masih 'begitu- begitu saja' alias tidak ada perubahan yang berarti. Jalannya belum diaspal, sehingga kalau hujan pasti becek dan banjir.

Tidak Terawat
Setelah berbincang- bincang dengan pak Ali, kami pun langsung meluncur ke komplek pemakaman raja Langkat Tuanku Wan Sopan. Benar saja, kompleks pemakaman itu memang tidak terawat dan tampak semrawut, karena dipenuhi semak belukar.
       
Padahal, kalau dirawat tentu bisa menjadi situs sejarah dan objek wisata sejarah dan budaya yang menarik.

" Setahu kami belum ada pejabat Langkat yang datang berziarah ke sini. Kalaupun ada, ya Kapolres Langkat bersama istrinya," ujar kepala desa T. Firmansyah sambil sedikit membersihkan rumput yang memenuhi makam tersebut.

Di situ tertulis Pusara Raja Langkat Tuanku Wan Sopan Gelar Sutan Djapura Mangkat Tahun 1846 M.(BD)
Share:
Komentar


Berita Terkini